Bab 165
Suara pria itu terdengar bernada agak bercanda nan cukup nyaring.
Semua orang di ruang VIP itu bisa mendengarnya.
Lily langsung dibuat begitu canggung.
Dia mengerti maksud Sandy memanggilnya ke sini, yakni memperlihatkan kepemilikan.
Ingin memperagakan sebuah drama di hadapan Felix tentang hubungan rumah tangga mereka yang hangat.
Oh, bukan. Lebih tepatnya, seolah-olah dia sangat mencintai Sandy.
Situasi ini sangat memalukan, karena ada orang tua dan anggota keluarga yang lain.
Dia berdiri diam di tempat. Wajahnya menegang. Tampak jelas dia sangat tidak nyaman.
"Duduk sini." Sandy menepuk tempat di sampingnya.
Bangku kayu berwarna coklat kemerahan itu dapat menampung dua orang, tetapi akan terasa sempit.
Pria itu menatapnya dengan senyum di mata, layaknya suami yang penuh kasih sayang.
Dia benar-benar gelisah.
Belum sempat Lily duduk, terdengar tawa Karlina sembari bicara dengan Marsha.
"Hubungan mereka begitu baik. Ah, anakku Felix sungguh membuatku khawatir. Usianya hampir sebaya San

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda