Bab 163
"Kemampuanku di matamu nggak ada harganya. Gajiku saja lebih nggak berarti untukmu."
Lily sudah terbiasa atas ejekan dan sindirannya. Tujuan Lily hanya uang.
Dia menggertakan gigi dan melanjutkan, "Jadi, biaya hidupku sehari-hari tetap harus kamu berikan."
Sandy tetap bersikap dingin dan angkuh. Dia tidak lagi menyindirnya, tetapi tidak langsung memberikannya.
"Besok sore, temani aku pergi ke suatu tempat. Nanti, aku transfer uang bulanannya ke kamu."
Artinya, kalau dia tidak pergi, uang itu tidak akan ditransfer.
Lily sangat terkejut. "Apa kamu yakin mau membawaku keluar?"
Dia pasti akan pergi ke tempat selain kediaman keluarga Febrianto.
'Apa dia tidak takut ada gosip yang tersiar kalau membawaku keluar?'
"Bagaimana?" Sandy menunggu jawaban Lily. "Apa kamu nggak mau?"
"Bukan begitu." Lily menggeleng, lalu mengingatkan, "Kalau sampai ada gosip yang hadir dan membuat Bu Shita nggak senang, jangan sampai kamu menyesal."
Shita lebih pencemburu dibandingkan dirinya yang berstatus istri sa

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda