Bab 20
Dia duduk di sofa ruang tamu, kaki panjangnya bersilang, wajahnya menampilkan senyum sinis.
Mirana menarik napas dalam, lalu memaksakan sebuah senyum. "Mana mungkin, Kak Stefan, aku hanya agak kaget saja."
Sambil berbicara, dia pura-pura tenang dan mengobrol ringan dengan Bu Santi tentang urusan rumah tangga.
Bu Santi berbicara dengan gugup, matanya terus menghindar.
Stefan mengamati dengan dingin, wajahnya seperti mengejek.
Mirana diam-diam menilai ekspresinya, kelopak matanya bergetar. "Kak Stefan, apa suasana hatimu sedang nggak enak? Apa kamu mau ditemani keluar untuk menenangkan diri?"
Stefan langsung meletakkan tablet di depannya, "Berhenti berpura-pura, aku sudah tahu semuanya."
Mirana menunduk, menatap sebentar, tiba-tiba merinding. "I ... ini dari mana? Nggak mungkin ini asli, pasti ada yang sengaja memalsukan untuk menuduhku ... Pasti Kakak!"
"Kak Stefan, percayalah padaku, aku nggak pernah mengkhianatimu. Pasti Kakak marah karena aku merebutmu, jadi dia membuat semua ini!"
S

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda