Bab 282
Ujung jari Rafael menyentuh tulang pergelangan tangan Dreya, perlahan mengusap kulit halus di sana. "Akhir-akhir ini aku sangat sibuk, makanya nggak sempat menghubungimu. Proyek terus bermasalah, dan kalau aku nggak turun langsung ke lokasi, semuanya bisa kacau."
Nada bicaranya ringan, tetapi saat menyentuh telinga Dreya, terasa seperti bulu halus yang menyapu hati, hangat dan lembut.
Setelah berpikir sejenak, Dreya menjawab dengan suara pelan, "Itu urusanmu sendiri, nggak perlu lapor sama aku."
"Sudahlah, jangan marah lagi."
Saat Rafael mendekat, Dreya dapat mencium aroma kayu dingin yang samar dari tubuhnya, bercampur dengan bau alkohol yang tipis, langsung menyusup ke hidungnya.
Hati Dreya perlahan mulai tenang, meskipun pandangannya tetap tertuju ke luar jendela.
Rafael awalnya duduk di samping Dreya, tetapi di tengah perjalanan, dia tiba-tiba bersandar di bahunya dan tertidur lelap.
Sepertinya efek alkohol telah bekerja, napas Rafael terdengar berat dan dalam.
Sesampainya di rumah

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda