Bab 213
Sutradara itu tidak hanya tidak memutus telepon, dia bahkan membiarkan ponselnya tergeletak di atas meja.
Angka pemirsa kali ini terus meningkat.
Pembawa acara yang melihat kegaduhan di lokasi pun segera berkata, "Nona, kamu bilang tusuk konde ini milikmu. Paling nggak kamu harus menunjukkan bukti, 'kan? Tanpa bukti, artinya kamu hanya memfitnah."
"Di belakang tusuk konde itu, terukir sebuah huruf "D" yang sangat kecil, itu adalah huruf pertama dari namaku. Kalau kalian nggak percaya, kalian bisa meminta ahli penilai barang antik di lokasi untuk melihatnya dengan kaca pembesar," jawab Dreya.
Setelah kata-kata ini diucapkan, suasana di lokasi kembali gempar.
"Apanya huruf 'D'? Tusuk konde ini sudah bersamaku bertahun-tahun, dari mana ada huruf 'D'? Jangan sembarangan bicara!"
Suara Yevani tiba-tiba meninggi.
Pandangan Dreya terus tertuju pada wajah Yevani, ekspresinya saat ini sangat suram.
Dia juga meninggikan suaranya. "Aku mohon kepada para ahli di lokasi, segera bantu aku untuk meme

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda