Bab 209
Nada bicara Rafael sangat lembut, tetapi hati Dreya justru terasa makin berat.
"Dreya, Dreya ... "
Setelah pintu kamar mandi dibuka, suara Feli terdengar makin keras.
Dreya dengan cepat mendorong pria itu ke balkon, bahkan menarik tirai jendela tertutup.
Setelah memastikan orang itu telah pergi ke balkon di sebelah, dia pun merapikan penampilannya dan berjalan menuju pintu kamar.
"Klak."
Setelah dia membuka pintu, dia melihat Feli berdiri dengan wajah cemberut.
"Kamu kenapa? Aku sudah mengetuk pintu dari tadi, tapi kamu nggak datang juga."
Feli melirik ke dalam kamar, lalu segera menatap wajah Dreya.
Saat Dreya hendak berbicara, pintu ruangan sebelah tiba-tiba dibuka.
Rafael bersandar di ambang pintu, suaranya rendah dan berat. "Kak Feli, dari tadi sedang manggil-manggil apa?"
Feli dengan cepat menoleh. Ketika dia melihat Rafael, dia seketika tercengang. "Rafa, kenapa kamu juga kembali?"
"Aku kembali untuk melihat Kakek." Rafael terlihat sedikit muram. "Aku kebetulan mau tidur, tapi ka

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda