Bab 187
Annie yang duduk di seberang Dreya juga bisa melihat nama di layar ponsel tersebut.
Rafael.
"Pucuk dicinta, ulam pun tiba." Annie menutup mulutnya dan diam-diam tertawa. Dia lalu berkata, "Sepertinya Rafael punya telepati denganmu, ya?"
Dreya mengulurkan tangan demi menepuk Annie. "Jangan berisik."
Segera setelah itu, Dreya berdiri sambil membawa ponselnya. Dia lalu berjalan ke pintu.
Saat ini, di kepala Dreya sedang dipenuhi ingatan atas apa yang mereka lakukan di lantai dua waktu itu.
Setelah merenung sejenak, dia pun menerima telepon tersebut. "Pak Rafael, ada apa?"
[Kudengar, besok jadwalmu mau memeriksa Pak Arian?]
Suara pria di seberang telepon terdengar rendah dan dalam, sulit ditebak seperti apa suasana hatinya sekarang.
Dreya mengangguk pelan. "Ya."
[Berangkat jam berapa?]
Segera setelah mendengar pertanyaan tersebut, jantung Dreya seolah berhenti.
Entah mengapa, dia malah takut bertemu pria itu di saat seperti ini.
"Belum tahu, sepertinya siang atau sore ... "
Sebelum selesai

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda