Bab 168
Dreya tidak menoleh, pandangannya terus tertuju ke depan. "Nggak perlu minta maaf, toh kamu memang selalu menganggapku sebagai dokter yang nggak kompeten. Permintaan maafmu malah membuatku merasa risi."
"Jangan nggak tahu diri, ya. Aku lagi berbicara baik-baik denganmu, tapi kamu malah nggak menghargainya?"
Javi berjalan menghampiri dari belakang dan memegangi kedua sisi pinggang Dreya, lalu memutar tubuh wanita itu.
Dreya sontak mengernyit. "Javi, kamu kesambet apaan sih!"
"Kalau aku nggak salah ingat ... " Javi tiba-tiba mendekat dan berbisik di telinga Dreya, "Waktu itu kamu tidur dengan bajingan itu di kamar ini, 'kan?"
Dreya sontak teringat akan peristiwa hari itu.
Apa yang terjadi antara dia dan Rafael di kamar sebelah pun muncul seperti lampu sorot yang berputar, membuat wajah Dreya sontak terasa panas.
Javi menatap Dreya dengan saksama dan tentu saja menyadari wajah Dreya yang sedikit memerah.
Dia memegang dagu Dreya. "Mukamu merah banget. Sepertinya, kejadian waktu itu cukup b

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda