Bab 164
"Kakek Arian sesak napas lagi, jadi aku harus segera pergi ke rumah lama Keluarga Boris. Tolong kamu jaga klinik, ya. Kalau terlalu sibuk, tutup saja pintunya."
"Hari ini hujan deras, jadi pasien juga nggak banyak. Kak Reya pergi saja dengan tenang, biar aku yang tanggung jawab di sini."
Dreya merapikan barang-barangnya dan menepuk lengan Candra dengan lembut. "Oke, aku pergi dulu."
"Hujannya terlalu deras, jadi hati-hati di jalan. Keselamatan adalah yang utama."
Dreya mengangguk, lalu cepat-cepat mengambil kunci mobil dan berlari menuju pintu.
Dalam perjalanan menuju rumah lama, jalanan sempat macet karena hujan deras. Feli berulang kali menelepon Dreya dan terus mendesak.
Ini adalah pertama kalinya Feli mendesaknya sedemikian rupa, jadi sepertinya kondisi Pak Arian benar-benar gawat.
Dreya terus mencengkeram kemudi dengan kuat.
Dia mengambil jalan yang lebih dekat dan akhirnya tiba di vila di tengah bukit.
Hujan tidak terlalu deras, tetapi Dreya bahkan tidak sempat membuka payung dan

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda