Bab 739
Baru saja Keluarga Candrika berjalan beberapa langkah, terdengar suara dari belakang.
"Siapa yang bilang padamu bahwa Shania adalah anak haram?"
Suara Bu Melina terdengar pelan namun sarat wibawa.
Suasana di sekeliling kembali hening.
Sorot dingin sekelebat melintas di wajah Intan.
Keluarga Lukito dari anak ketiga pun berhenti ribut.
Sigit pun ikut bingung. Hm?
Shania bukan anak haram?
Lalu apa?
Shania merasa kepalanya hampir pecah.
Sebentar dibilang ya, sebentar dibilang bukan ... apa ini permainan?
Jimmy perlahan mengangkat kepalanya.
Dia adalah satu dari sedikit orang yang tahu kebenaran.
"Aku nggak pernah omong besar, dan juga nggak pernah berbohong. Kalau aku bilang dia adalah nona besar Keluarga Lukito yang sesungguhnya, maka dia bukan seseorang yang asal-usulnya kotor atau nggak pantas," ujar Bu Melina sambil menatap Intan dengan tenang.
Tatapannya seakan berkata, "Benar, yang kumaksud memang kamu."
Intan diam-diam menggertakkan gigi.
Dasar tua bangka!
Bu Melina tersenyum tipis,

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda