Bab 648
Shania hanya diam.
"Hehe, kamu memang jago kalau asal bicara," batin Shania.
Sigit membantu mengalihkan topik dengan berkata, "Shania lapar, nggak? Aku dan Xander akan turun dan membuatkan sesuatu untuk kamu makan."
Shania hanya diam.
"Hehe, mau kabur, ya?" batin wanita itu.
Dia masih belum menjawab.
Suasana langsung jadi makin dingin.
Sigit yang sadar pun terpaksa mencoba memulihkan suasana, dia berkata, "Oke, Shania sepertinya nggak lapar." Dia lalu menatap Xander. "Soal yang kita bicarakan tadi, oh ya, soal racun itu, memang nggak masuk akal."
Xander menatapnya dingin. "Masuk akal atau nggak, tunggu sampai Nenekmu bangun besok, lalu tanya sendiri biar tahu."
"Kalau nggak, berarti nggak menutup kemungkinan kalau mereka sudah dimanfaatkan."
"Keluarga Lukito mungkin harus menghadapi perubahan besar."
Xander tidak melebih-lebihkan ucapannya. Bu Melina adalah penopang yang menjaga kestabilan Keluarga Lukito. Dia memang terlihat seperti sengaja mengasingkan diri di pegunungan. Tapi dia me

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda