Bab 273
Dia berbalik dengan ekspresi mati rasa.
Meletakkan kopi kembali ke ruangannya sendiri, baru kemudian menuju kantor direktur.
Xander berdiri menyamping di depan jendela besar. Dia menunduk memainkan ponselnya, sepertinya baru selesai menelepon.
Shania memperhatikan lehernya dengan saksama, ada plester menempel di sana.
Dia berkata dengan tenang, "Pak Xander, ada perintah apa?"
"Nanti temani aku ke rumah sakit."
"Temani kamu suntik rabies ya?"
Xander tertegun.
Jari-jarinya terhenti sejenak, dan dia menoleh menatap Shania. "Apa?"
Shania menekan amarah di dalam hatinya. "Aku dengar, semalam kamu digigit kucing saat jalan-jalan. Maaf kalau menyinggung, tapi aku ingin bilang, kalau kucing nggak ganggu kamu, jangan ... mengganggu si kucing."
Xander menatapnya dalam-dalam dengan mata yang tajam.
Lalu, dia melangkah ke meja kerja, meletakkan ponselnya, dan duduk di kursi, "Aku nggak pernah bilang digigit kucing waktu jalan-jalan. Tapi, mungkin karena ada plester di leher, Pak Leo dan Jeffry ngg

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda