Bab 219
Jantung yang semula berdebar-debar, tiba-tiba menjadi tenang seperti permukaan danau tanpa riak.
Seakan-akan ada suntikan penenang dingin yang menyusup ke dalam tubuhnya, membuat hati, jiwa, dan pikirannya langsung hening.
Dia pun tidak merasa bimbang lagi.
Sekarang bukan jam kerja, jadi dia merasa berhak untuk pura-pura tuli dan bisu.
Xander perlahan menoleh, menatap Brenda yang berdiri di depannya.
Wajahnya diselimuti ekspresi murung dan dingin, jauh berbeda dari kesan ramah dan sopan saat pertemuan mereka sebelumnya. Kini dia terlihat seperti dikelilingi lapisan es. "Nona Brenda."
"Pak Xander, senang sekali bisa bertemu denganmu lagi."
Brenda tentu menyadari perubahan ekspresinya, tetapi dia masih berharap satu kalimat sapaan hangat darinya bisa membuat pria itu menunjukkan wajah yang lebih bersahabat.
Namun, wajah Xander tetap saja dingin.
Dia hanya mengangguk singkat dengan sikap yang sangat acuh tak acuh, lalu kembali memalingkan wajah.
Jangankan mempersilakan duduk, sepatah kata

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda