NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Pelabuhan TerakhirPelabuhan Terakhir
Oleh: NovelRead

Bab 204

Setelah dia selesai bicara, suasana dalam mobil langsung sunyi senyap. Teddy berteriak pilu dalam hati, "Astaga, setiap kata barusan seperti ranjau! Belum pernah aku melihat zona berbahaya sepadat ini!" "Kak Shania, kamu bukan cuma menari di atas ranjau emosinya, kamu bahkan seperti sedang menanam ranjau baru di situ!" Melihat pria di belakang diam terlalu lama ditambah suasana yang makin tegang, Shania memberanikan diri berdeham. "Aku hanya menyampaikan pendapat pribadi, belum tentu benar. Yang paling penting tentu tetap bergantung pada keputusan Pak Xander." Namun, pria di belakang masih juga tidak bersuara. Teddy berpikir dalam hati, "Hhh, Pak Xander ini memang suka cari masalah sendiri." Suasana benar-benar hening. Xander menyilangkan tangan di dada, wajahnya setenang ukiran batu yang indah. Ketegangan itu terbawa sampai mereka tiba di apartemen. Shania terpaksa tetap naik lift yang sama dengannya sambil memandangi angka yang terus naik. Lantai 4, 5, 6, 7 ... ayo cepatlah, cepat sa

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.