Bab 201
Shania tak menjawab.
Apa yang harus dinantikan sih?!
Apa hubungannya dia dengan kencan buta itu?!
Lagi pula, cucu mereka nanti juga tidak akan memanggil dia nenek!
"Aku turut senang untuk Pak Xander. Kebahagiaanmu sangat berarti bagi kami. Semua orang berharap kamu bisa memiliki keluarga yang bahagia dan pernikahan yang harmonis."
Dia membuat ucapannya lebih mengarah pada kepentingan bersama.
Xander menutup laptopnya. "Kalimatmu barusan bagus sekali. Pernah jadi MC?" katanya sambil mengangguk penuh apresiasi. "Bisa mengacaukan acara tapi juga bisa memandu acara, benar-benar serbabisa."
Suasana mendadak canggung.
Shania terdiam, dadanya terasa sesak, napas pun terasa pendek.
Sudahlah, lupakan saja.
Ingat-ingat saja bantuannya tadi pagi, pikirkan sisi baiknya. Sedikit sindiran tajam masih bisa ditoleransi.
Dia hanya tersenyum tanpa membalas.
Akhirnya Xander bangkit berdiri dan melangkah keluar.
Di dalam lift.
Shania berdiri di belakangnya selama lift bergerak turun.
Tiba-tiba terdengar s

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda