Bab 141
Tanpa berkata apa-apa, Jevan menatap Xander dengan tajam.
Kemudian, dia mengangkat tangannya.
"Jevan, jangan gegabah!"
Shania spontan berteriak, lalu mengulurkan tangan hendak menariknya.
Jika Jevan benar-benar bertindak, pasti akan muncul gosip bahwa Xander dipukul gara-gara dirinya. Dan jika itu sampai terjadi, dia pasti menjadi sasaran amukan orang-orang di pihak Xander.
Tangan Jevan terhenti di udara.
Jevan menoleh menatap Shania, matanya penuh dengan kepedihan yang nyaris meluap. "Jadi, sekarang yang kamu pedulikan cuma dia? Aku sudah nggak penting lagi?" pikirnya dalam hati.
"Shania, kamu benar-benar wanita yang kejam dan nggak berperasaan."
Melihat itu, Shania mencibir dalam hati, "Jevan, kita sudah bercerai, apa kamu lupa?"
"Apa kamu pikun?"
Jevan hanya tersenyum pahit dengan perasaan yang dingin.
Shania pura-pura tersenyum, sambil berpikir, "Pasti kamu sangat menderita."
Keduanya berkomunikasi dalam diam.
Satu ingin menunjukkan kesedihan.
Satu lagi telah melatih hatinya menjad

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda