Bab 130
Shania menghentikan tangannya. Dia memandangi perban yang belum selesai dililit dengan bingung, lalu bertanya, "Sebentar lagi juga selesai ... apa aku terlalu kasar?"
Xander tampak serius dan sulit ditebak.
Tak bisa menjawab pertanyaan itu, dia menepis tangan Shania. "Pergilah, sisanya biar aku sendiri."
Suaranya terdengar dingin.
Napasnya pun sedikit memburu.
Shania tertegun, hatinya mulai kesal.
Padahal dia sudah sangat hati-hati dan teliti. Menurutnya pun dia sudah melakukannya dengan lembut, kenapa dia tetap tidak puas?
Kenapa orang ini begitu sulit dipuaskan!
Jadi sekretarisnya sungguh melelahkan!
Xander sadar dirinya kehilangan kendali, maka dia memalingkan wajah, suaranya menjadi sedikit lebih lembut. "Pergilah ke dapur, buatkan aku sesuatu untuk dimakan."
Dalam hati Shania ingin berkata "aku berhenti saja", tapi saat hendak diucapkan, akhirnya dia menahannya.
Dia turun dari tempat tidur.
Lututnya terasa kebas karena terlalu lama berlutut. Saat menapak ke lantai, tubuhnya goyah

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda