Bab 775 Jangan Sentuh
Kota Fame di Negara M.
Ruby terjebak di dalam rumah sepanjang hari.
Dia akhirnya ingat siapa Yaakov.
Pelayan membawakannya bubur dan meminta Ruby untuk makan, “Nona Rubes, kau belum makan apapun seharian ini. Kau harus makan sesuatu. Kalau tidak, Tuan Muda akan menyalahkan kami.”
Ruby mengambil bubur dan memakannya. Dia menyeka ujung mulutnya dengan kedua tangannya.
“Di mana Tuan Muda-mu? Aku ingin bertemu dengannya.”
“Dia belum kembali.”
Bentley hitam memasuki halaman saat mereka sedang bicara.
Di luar mulai gerimis.
Supir keluar dari dalam mobil, membuka payung hitam dan membuka pintu belakang.
Yaakov keluar dari dalam mobil dan masuk ke dalam rumah sambil memegang payung.
Dia melihat Ruby berdiri di depan pintu saat dia masuk ke dalam rumah. Sepertinya wanita itu sudah menunggunya. Tanpa sadar hatinya berdebar-debar.
“Apa kau menungguku?”
Ruby menatapnya dan berkata, “Aku ingat siapa dirimu. Kau Anderson, ‘kan?”
Anderson adalah nama yang diberikan oleh direktur lembaga kesejahteraan saat dia masih muda.
Nama itu berarti aman, sukses dan beruntung.
Yaakov menutup payungnya dan berdiri di depan pintu. Dia menatap wajah Ruby cukup lama.
Yaakov merasa sangat gugup saat dia mendengar Ruby memanggilnya ‘Anderson’.
Yaakov menyerahkan payungnya kepada pelayan. Dia berjalan melewati Ruby dan membelakanginya. Sambil menarik nafas dalam-dalam, dia menatap Ruby dengan tenang dan acuh tak acuh. “Kau akhirnya mengingatku.”
Ruby mencibirkan bibirnya dan berkata, “Terima kasih sudah menyelamatkanku.”
Dia hanya mengucapkan itu setelah mengetahui identitasnya?
Yaakov langsung naik ke lantai atas.
Ruby mengikuti pria itu.
Ruby berkata saat mereka tiba di ruang kerja, “Yaakov, apa kau menyelamatkanku hanya untuk mengurungku di tempat ini?”
Yaakov menundukkan kepalanya dan mulai memeriksa berkasnya. Dia bicara dengan tenang, “Tujuanku bukan untuk mengurungmu.”
“Apa yang kau ingin aku lakukan agar kau membiarkanku pergi?”
“Apa kau seputus asa itu untuk kembali dan mencari Blaine Glaceau?”
Wajah Yaakov berubah dingin dan dia menaikkan volume suaranya karena merasa kesal.
Ruby sedikit tertegun. Dia tertawa dengan pasrah dan berkata, “Sepertinya kau sudah memeriksa latar belakangku.”
Yaakov berdiri dan berjalan menghampiri Ruby. Dia meraih pergelangan tangan Ruby dan bicara dengan serius, “Karena kau sudah ingat padaku, kenapa kau tidak mengatakan apa pun? Aku kira kau punya banyak hal untuk diceritakan padaku setelah kita bertemu lagi.”
Ruby tertawa ringan, “Sudah lebih dari 10 tahun. Semuanya sudah berlalu. Apalagi yang harus dikatakan? Aku benar-benar menghargai kau sudah menyelamatkanku dan aku senang bisa bertemu lagi denganmu tapi kau tidak harus memperlakukanku seperti orang yang sangat penting. Kita hanya singgah dalam perjalanan hidup masing-masing.”
Yaakov mengernyitkan dahinya. Dia merasa sedikit marah karena sikap acuh tak acuh dari Ruby.
“Apa kau masih marah karena aku tidak membawamu bersamaku dulu? Kakekku tidak setuju saat itu. Aku…”
Ruby memotong ucapan pria itu sebelum dia bisa menyelesaikannya.
“Aku tidak menyalahkanmu. Kau masih terlalu muda saat itu. Aku hanya kehilangan teman masa kecilku setelah keluargamu menemukanmu. Aku memang sedih tapi tidak pernah sekalipun aku menyalahkanmu. Terlebih lagi, aku diadopsi tidak lama setelah kau pergi.”
“Apa artinya aku hanya teman masa kecil bagimu?”
Ruby tertegun. Dia melihat tatapan Yaakov yang dalam dan berkata, “Jangan bilang kau sudah mencariku selama ini.”
Mereka masih muda dan belum dewasa tapi pria itu menganggapnya serius.
“Aku menginginkanmu tidak peduli siapa yang sudah mengambil hatimu.”
“Tapi aku tidak menginginkanmu… Aku punya kekasih.”
Yaakov malah tertawa bukannya marah. “Pasangan suami istri saja bisa bercerai sekarang. Kau bisa putus kapan saja dari kekasihmu.”
Ruby tidak bisa berkata-kata.
Ruby tidak tahu bagaimana menjawabnya. Jadi, dia bertanya, “Kapan kau akan membiarkanku pergi?”
Yaakov menatapnya dengan serius dan menyipitkan matanya. “Sampai kau jatuh cinta padaku.”
Ruby tetap diam.
Ruby menahan emosinya dan bertanya, “Yaakov, kau pikir kau sedang syuting sebuah drama?”
Yaakov memeluk leher Ruby dari belakang dan mendekat ke arahnya. “Rubes, aku sudah menunggu dan mencarimu lama sekali. Apa menurutmu aku akan menyerah semudah itu?”
“Tapi sudah terlalu terlambat sekarang. Aku punya seseorang yang aku cintai.”
“Tidak masalah. Yang terpenting sekarang adalah kau dan aku harus bersama.”
Ruby tidak bisa berkata-kata.
Dasar cabul! Dia pasti sudah gila!
Ruby mendorong pria itu dan berkata, “Yaakov. Dengar baik-baik. Tidak peduli berapa lama kau mengurungku di tempat ini, aku tidak akan jatuh cinta padamu.”
“Mari kita lihat siapa yang akan menyerah lebih dulu.”
“Coba saja. Kirim seseorang untuk memeriksaku sepanjang hari. Kalau tidak, aku akan melarikan diri saat aku mendapat kesempatan.”
…
Sudah malam di Kota Glacier.
Blaine sedang duduk di ruang kerjanya dengan satu tangan di dahi. Dia tampak kelelahan.
Tuan K menemukan sesuatu dan dengan cepat masuk ke dalam ruang kerja untuk melapor pada Blaine, “Tuan Blaine.”
Mata Blaine sedikit bergetar. Dia mengangkat kepalanya dan bertanya, “Kau menemukan sesuatu tentang Softie?”
Tuan K menelan ludah dan berkata, “Aku tahu ke mana mobil itu pergi hari itu. Mobil itu menuju Well’s Cliff jadi aku mengirim seseorang ke sana dan mereka menemukan peluru.”
Tuan K menyerahkan peluru kepada Blaine.
Ada tanda kecil di peluru itu. Tanda itu terlihat sangat familiar.
Tuan K berkata, “Tanda ini milik Keluarga Drake dari Negara M. Tapi, bagaimana Nona Softie bisa berhubungan dengan Keluarga Drake?”
“Jangan pikirkan itu dulu. Tuan K, kirim beberapa orang ke Negara M dan melacak keberadaan Softie secara diam-diam.”
“Baik.”
Blaine menghela nafas dengan lega. Paling tidak sepertinya Softie masih hidup sekarang. Semuanya akan baik-baik saja selama dia masih hidup.
Tuan K berkata, “Omong-omong, Tuan Blaine, aku menemukan ini di mobil yang sudah tidak terdaftar. Aku pikir ini mungkin hadiah untukmu.”
Tuan K menyerahkan sebuah kantung plastik kepada Blaine.
Blaine membuka kotak hadiah dan di dalamnya ada dasi berwarna biru tua dengan motif garis.
Senyum menghiasi wajah Blaine. Apa Softie sudah memilihkan hadiah ini untukmu?
Tapi, Ruby tidak punya kesempatan untuk memberikannya sendiri.
Wajah Blaine semakin masam saat dia berpikir mungkin Ruby sedang dalam bahaya. “Sudahkah kau menemukan seseorang yang mencurigakan?”
“Salah satu dari mereka mati dan mayatnya dilempar ke laut. Kami sedang melacak yang lainnya tapi dia melarikan diri keluar negeri jadi kami butuh lebih banyak waktu.”
“Kau harus menangkap orang itu.”
Tuan K mengangguk dan berkata, “Tentu saja.”
…
Ruby sudah terperangkap di kediaman Keluarga Drake selama tiga hari. Dia melakukan semua yang dia bisa untuk melarikan diri.
Ruby ingin menelepon Blaine tapi dia menyadari kalau semua perangkat komunikasi di rumah ini tidak tersambung ke dunia luar.
Malam segera tiba.
Yaakov mabuk. Dia menyeret kakinya di tangga. Dia tidak kembali ke kamarnya, tidak juga ke ruang kerjanya. Dia malah langsung menuju ke kamar Ruby.
Yaakov masuk ke dalam kamar tanpa mengetuk pintu.
Sepertinya Ruby sedang berusaha untuk merekonstruksi sebuah perangkat komunikasi.
Mata Yaakov tampak terkejut. Dia menghampiri wanita itu, merebut perangkat dari tangannya dan membantingnya ke lantai!
Suara keras bergema di seluruh ruangan dan perangkat itu pecah berkeping-keping. Suara itu terdengar sangat berbeda di malam yang sunyi.
Yaakov meraih tangan Ruby, memeluknya dan mencium wanita itu.
Yaakov sedang mabuk tapi Ruby dalam kondisi sadar.
Ruby mengangkat kepalanya dan langsung menendang pria itu. “Yaakov Drake! Jangan sentuh aku!”