Bab 110
Siku Carlo bertumpu di samping tubuh Rosie.
Keringat mengalir dari dagunya, menetes ke leher Rosie yang juga dipenuhi keringat tipis.
Seluruh tubuh Carlo basah oleh keringat, kulit kuning langsatnya tertutup keringat, penuh daya tarik sensual.
Tangan Rosie masih tergantung di lehernya.
Kaki mulus Rosie yang melingkar di pinggangnya perlahan merosot tanpa tenaga.
"Siluman kecil ...."
Dia bisa merasakan detak jantung Rosie.
Melihat rona merah di wajahnya.
Menggoda. Menggiurkan.
"Kamu sudah lelah."
Dia menunduk, menjatuhkan ciuman panas yang bergetar di bibir Rosie.
Rosie tidak berkata apa-apa, tenggorokannya terasa serak.
Carlo tidak lembut.
Sama seperti penampilan sehari-harinya yang dingin dan aura garang.
Carlo sulit didekati.
Tidak disangka malah lebih liar di ranjang.
Kalau bukan karena mereka sudah menikah, Rosie benar-benar bisa menyebutnya binatang buas.
...
Setelah mandi.
Carlo sibuk di depan komputer, sementara Rosie sedang menggambar di sofa seberang.
"Carlo."
"Hmm?"
Rosie men

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda