Bab 3001
Namun, Tetua Ketujuh sama sekali tidak peduli meski dihina, yang membuatnya panik sekarang hanyalah satu hal, menyelamatkan Adriel.
Saat itulah, di tengah tekanan dahsyat yang menggantung di atas kepala, Adriel membuka mulut dan berkata pelan, "Mundur."
Begitu kata itu terucap, Tetua Ketujuh langsung tertegun.
Dia menatap ke langit, dan seiring ucapan itu jatuh, tekanan mengerikan yang semula menyelimuti perlahan mulai memudar.
Melihat itu, Tetua Ketujuh benar-benar kebingungan. "I-Ini ... "
Bukan hanya dia, bahkan Tetua Kelima pun terbelalak, matanya bergantian menatap Adriel dan plakat di tangannya, lalu membuka mulut, "Kamu ini ... "
Saat itu, Adriel menatap plakat itu dan berkata, "Kemari."
Dalam sekejap, Plakat Batu Alam Poros Surgawi milik Tetua Kelima bergetar hebat, seolah mendengar panggilan tuannya, dan hendak terbang keluar dari genggaman.
Wajah Tetua Kelima langsung berubah, dia buru-buru mencengkeramnya, tetapi plakat itu tiba-tiba memancarkan cahaya panas menyilaukan, mem

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda