Bab 2563
Adair segera berseru.
Wimar menatapnya, lalu tersenyum dengan hangat dan berkata, "Aku sudah mendengar semuanya tentangmu."
"Kakak, aku pasti telah mengecewakanmu ... "
Adair merasa terharu. Sejak kecil, kakaknya selalu menyayanginya. Bahkan setelah masuk ke Sekte Tiga Dewa, Wimar masih sering membantunya mendapatkan sumber daya untuk berlatih.
Namun, pada detik berikutnya, Wimar tetap tersenyum lebar dan berkata, "Nggak, kamu nggak mengecewakanku. Setelah sekian tahun, akhirnya kamu benar-benar tumbuh menjadi seorang sampah."
Hah?
Begitu kata-kata itu terucap, semua orang di sekitar mereka menatapnya dengan terkejut.
"Kakak?" ujar Adair sambil menatapnya dengan tidak percaya.
"Wimar, kamu!" teriak Kepala Keluarga Syahrir dengan terkejut.
"Ayah, tahukah kamu alasan mengapa aku meninggalkan kota Sentana saat berusia enam belas tahun?" tanya Wimar sambil menatap Kepala Keluarga Syahrir dan tersenyum tipis. Lalu, dia melanjutkan, "Karena saat itu aku sudah sadar bahwa kalau terus bergantu

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda