Bab 2475
Di sebuah loteng yang tidak mencolok tidak jauh dari arena, Guru Negara dan Davina sedang duduk di tepi jendela sambil merebus teh di sekitar perapian.
Davina menyeduh secangkir teh untuk Guru Negara, lalu melirik Adelia di atas panggung dengan ekspresi meremehkan.
"Adelia benar-benar makin gila dan nggak tahu diri. Dulu dia selalu bersaing denganku, tapi dia nggak tahu kalau aku nggak pernah memandangnya penting."
"Padahal sudah sekian tahun berlatih dengan Tetua Agung, tapi kebiasaannya itu nggak berubah juga."
"Tapi, aku jadi penasaran seberapa hebatnya dia sekarang."
Guru Negara menyeruput teh, lalu berkata dengan tenang, "Dia saja nggak sehebat kamu, apalagi kalau dibandingkan dengan Saka."
Ekspresi Davina langsung terlihat bangga.
Sekarang Saka adalah majikannya, jadi Saka tidak boleh kalah dari Adelia atau Davina akan merasa sama dipermalukannya.
Sebenarnya Davina awalnya merasa sedikit khawatir, tetapi dia baru merasa tenang setelah mendengarkan jawaban Guru Negara yang begitu

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda