Bab 23
Desain yang telah dikerjakan seharian dengan penuh dedikasi kini hancur berkeping-keping di lantai.
Meskipun Selena berusaha keras menahan emosinya, amarah dalam hatinya tetap tidak bisa disembunyikan.
Nada tajam dan wajah tegasnya membuat Simon terdiam ketakutan.
Butuh waktu beberapa saat sebelum dia kembali sadar, dan amarah dalam dirinya justru semakin membara.
Mama sudah tidak peduli padanya, dan sekarang malah marah hanya karena selembar kertas?
Dalam ingatannya, sekalipun Selena selalu tegas, dia jarang benar-benar memarahinya.
"Aku nggak mau pergi!"
Simon berteriak histeris, "Kenapa kamu suruh aku pergi!"
"Kamu itu mamaku, memang sudah kewajibanmu jaga aku, tapi kamu malah marah-marah sama aku ... "
Semakin dia bicara, semakin emosi. Dia meraih barang dari rak dekorasi di samping dan melemparkannya ke lantai tanpa peduli apa itu.
"Kamu nggak boleh nggak peduli aku!"
"Prang!"
"Kamu nggak boleh bilang nggak mau aku lagi!"
"Prang!"
Meskipun masih kecil, Simon punya temperamen keras

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda