Bab 21 Bertemu Kenalan Lama
Ardelia berkata dingin, "Ada apa?"
Vienna berkata pelan, "Kak, aku tahu kamu memecat Gisel karena aku, tapi Gisel nggak bersalah. Tolong biarkan Gisel kembali, aku minta maaf sama kamu, ya?"
"Nona Vienna, kamu terlalu narsis. Urusan perusahaan nggak ada hubungannya denganmu." Suara Ardelia terdengar dingin.
Setelah itu, Ardelia langsung menutup telepon.
Vienna masih ingin mengatakan sesuatu, tapi suara sambungan terputus sudah terdengar dari ponsel. Dia menatap Gisel dengan wajah penuh penyesalan, "Gisel, maafkan aku!"
Wajah Gisel tampak pucat, "Vienna, ini nggak ada hubungannya denganmu. Tapi kenapa kamu memanggilnya kakak?"
"Sebenarnya ...." Vienna tampak kesulitan bicara. "Dia juga putri Keluarga Lume."
"Apa?" Gisel terkejut.
Vienna menunduk, tampak lemah dan tak berdaya, "Aku juga kaget sewaktu orang tua memberitahuku. Ternyata kakak hilang waktu kecil dan ditemukan kembali belakangan ini. Ayah dan ibu merasa sangat bersalah padanya. Aku juga sudah berusaha membantunya menyesuaikan diri di lingkaran ini, tapi dia nggak terlalu peduli denganku. Pernah suatu kali aku dengar dia menelepon temannya dan bilang mau merebut kembali semua yang seharusnya jadi miliknya. Aku merasa sedih sekali. Padahal ayah dan ibu sudah memberi banyak hadiah buat menebus kesalahan mereka, sama sekali nggak merugikannya. Tapi dia tetap mengabaikan mereka."
"Ternyata seperti itu. Dia keterlaluan sekali! Dia hilang dulu juga bukan salah kalian!" Gisel langsung marah. "Wanita itu egois sekali, jahat dan licik! Vienna, kamu malah meneleponnya untuk membantuku. Kamu terlalu baik! Aku nggak mau kerja di sana lagi! Aku yakin masih banyak perusahaan yang lebih bagus!"
"Gisel, aku kebetulan kenal dengan CEO produk perawatan wajah Grup Sakura. Aku bisa mengenalkanmu dan gajinya dijamin nggak kalah dari Grup Yolan."
"Ya ampun, Vienna, kamu baik sekali. Aku cinta padamu!" Gisel langsung memeluk Vienna. "Tenang saja, aku akan selalu di pihakmu. Aku nggak akan biarkan kamu kalah darinya!"
Vienna mengangguk, tapi di matanya melintas kilatan suram.
Sementara itu, Ardelia tidak tahu tentang fitnah yang disebar Vienna. Sepulang kerja, dia pergi ke pusat perbelanjaan terdekat, berniat membeli sesuatu untuk orang tua Keluarga Myles.
Ardelia masuk ke toko perhiasan dan jatuh hati pada sebuah gelang giok, "Aku mau coba yang ini."
"Baik, Nona."
Saat dia sedang mencoba gelangnya, terdengar suara percakapan di belakangnya, "Ya, sejak wanita itu pergi, aku merasa lega sekali. Sebentar lagi ulang tahun Kak Kenzo, kali ini aku harus pilih hadiah yang bisa membuatnya terkesan!"
Sosok elegan berjalan masuk. Wanita itu mengenakan koleksi terbaru Shanel dari ujung kepala sampai kaki dan di sampingnya ada Vienna.
Vienna melihat sosok yang familier itu dan mengerutkan kening. Tidak mungkin begitu kebetulan, 'kan?
Wanita di sebelahnya sudah lebih dulu melangkah ke arah Ardelia, lalu langsung meraih bahunya. Begitu Ardelia menoleh, mata wanita itu terbelalak, "Ardelia, ternyata benar kamu!"
Vienna terkejut. Putri Keluarga Limantara dari Kota Belmora ternyata kenal dengan Ardelia?
Ardelia juga tampak agak terkejut saat melihat Felisha Limantara, tapi suaranya tetap tenang, "Nona Felisha."
"Ardelia, kamu sekarang bahkan bisa belanja di sini?" Felisha menatapnya dari atas ke bawah dengan nada menghina. "Kamu sudah diusir dari Kota Belmora, tapi masih saja pura-pura jadi anak orang kaya?"
Felisha mengangkat dagunya dan tampak sangat angkuh.
Dulu, Ardelia adalah sosialita nomor satu di lingkaran mereka, apa pun yang dia lakukan selalu membuat Felisha kalah satu langkah. Rasa dengki Felisha sudah lama mengendap dan tidak bisa dilampiaskan.
Alderia hanya anak angkat, tapi kenapa semua tuan muda dan sosialita di Kota Belmora justru mengelilinginya?