Bab 122 Debat
"Ya, Pak Adrian, sebenarnya apa-apaan ini? Kami nggak mau beli pakaian tiruan!"
Semua yang hadir adalah orang penting. Adrian mengumpat dalam hati dan menatap Ardelia dengan dingin. "Ardelia, katakan, apa-apaan ini?"
Sorot matanya menyiratkan peringatan.
Kalau Ardelia tahu diri, seharusnya dia langsung mengaku dan meminta maaf untuk meminimalkan dampaknya.
Raut wajah Ardelia terlihat cuek. "Vienna menjiplakku."
Begitu mendengar ini, seluruh tempat menjadi sunyi.
Beberapa detik kemudian, Reza mengentakkan kaki dan berkata dengan marah, "Ardelia, punya malu nggak? Vienna menjiplakmu? Apa yang pantas dia jiplak dari dirimu?"
Vienna juga terkejut, lalu memasang wajah sedih. "Ardelia, bisa-bisanya kamu bilang seperti itu? Aku sampai nggak bilang yang sebenarnya supaya kamu nggak kehilangan muka!"
"Tentu saja kamu nggak akan mau bilang. Kamu menjiplakku, mana berani bilang?" kata Ardelia terus terang, tatapan dinginnya menyapu Vienna.
Tubuh Vienna agak gemetar. "Ka ... kamu keterlaluan!"
"Ar

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda