Bab 183
Teguh tidak akan berbasa-basi dengannya.
Ketika Xeno sedang berbicara, Teguh langsung berjalan menuju Rina.
"Swuuush!"
Pengawal di sisi Xeno segera maju dan langsung mengayunkan tinju ke arah Teguh, berusaha untuk menjatuhkannya.
Dengan ekspresi datar, Teguh tidak menghentikan langkah kakinya dan terus berjalan.
Dia terus berjalan sampai ...
Ketika pengawal pertama menerjang ke depan dengan tinjunya mengarah ke wajah Teguh, barulah Teguh tiba-tiba mengulurkan tangannya.
Tiba-tiba Teguh sudah menangkap tinju pengawal tersebut, memutarnya dengan kuat, dan lengan pengawal tersebut langsung terpelintir dan membengkok ke arah yang tidak normal. Pengawal tersebut langsung terkapar di lantai.
Kemudian, Teguh menendangnya menjauh.
Para pengawal bergegas menghampiri satu demi satu.
Teguh menjatuhkan mereka satu demi satu.
"Sialan, kamu ... "
Xeno baru saja menutup telepon ketika dia melihat semua orang telah dikalahkan oleh Teguh. Seketika itu juga, dia terkejut dan marah.
Tapi karena dia tidak bersuara, Teguh tidak berniat menghiraukannya.
Namun begitu dia membuka mulutnya ...
Bukankah berarti bencana sudah akan datang?
Saat Teguh berjalan mendekat, dia melemparkan sebuah pukulan halus ke arahnya dan mengirim Xeno terbang keluar. Tubuhnya menghantam dinding sebelum perlahan-lahan meluncur ke lantai.
Melihat adegan ini, Malik Casugraha hampir mengompol karena ketakutan. Dia segera mendekati dan membantu Xeno berdiri.
Teguh tidak mempedulikannya. Dia malah membuka tali yang mengikat Rina, lalu berkata, "Kakek Yoga, Pak Zakir, Rina, kalian pulang dulu, serahkan saja padaku."
Ketiga orang itu saling menatap satu sama lain ...
Yoga berkata dengan enggan, "Teguh, Xeno adalah ... "
"Ayah!"
Zakir langsung memotong perkataan Yoga. "Kita sebaiknya pergi dari sini dulu. Jangan sampai Xeno memanggil bantuan dan kita kehilangan kesempatan untuk pergi dari sini."
Sambil berkata, dia memberi isyarat dengan mata kepada Rina.
Rina menggertakkan gigi dan berkata, "Teguh, hati-hati!"
Setelah selesai berbicara, dia langsung keluar.
Zakir juga mengajak Yoga beranjak dari tempat tersebut.
Harus diakui.
Pada saat kritis, Rina masih cukup sadar. Setidaknya dia tahu dia sebaiknya tidak tetap tinggal dan membuat segalanya menjadi lebih sulit untuk Teguh.
Di dalam ruangan, hanya tersisa Teguh seorang diri.
"Bajingan ... "
Xeno berdiri dengan susah payah. Dia menatap tajam ke arah Teguh dengan penuh kebencian. "Berani sekali kamu memukulku, kalau hari ini kamu tidak mati di tanganku ... "
"Maka aku tidak pantas menyandang nama Yulianto!"
Sambil berkata, dia mengambil walkie-talkie.
Teguh malah tidak peduli dan berkata dengan dingin. "Berhubung kamu memiliki nama keluarga yang sama dengan Kakek Yoga, aku akan memberikanmu tiga kesempatan untuk membunuhku."
"Tapi ... "
"Kalau kamu tidak berhasil membunuhku dalam tiga kesempatan itu, jangan salahkan aku kalau aku membuat hidupmu sengsara!"
Kali ini, ada sedikit emosi dalam kata-kata Teguh.
"Baiklah!"
Sepasang mata Xeno berapi-api. "Karena kamu begitu gila, maka aku akan memenuhi keinginanmu dan membuatmu mati!"
Sejenak kemudian, dia berteriak beberapa kali ke walkie-talkienya.
"Bruk bruk bruk!"
Tidak lama kemudian, sekelompok besar orang masuk dengan tergesa-gesa.
Orang-orang ini ...
Ada yang berwajah sangat kejam, ada yang berbadan besar, ada juga yang terlihat ganas dan menyeramkan.
Masing-masing terlihat agresif dan haus darah.
Mereka terlihat jauh lebih kuat daripada pengawal di luar.
Tanpa terkecuali, ternyata semua orang ini adalah beberapa penjahat buronan yang pernah dilaporkan di berita dan viral di internet. Mereka seharusnya sedang menjalani hukuman di penjara.
Tapi sekarang ini, mereka semua dipanggil keluar.
"Teguh Laksmana ... "
Dengan datangnya banyak bantuan, Xeno merasa percaya diri dan menatap Teguh dengan tajam, "Karena kamu sedang terburu-buru untuk mati, aku bantu buat prosesnya lebih cepat."
"Hajar, bunuh dia!"
Xeno mengeluarkan perintah.
Para pembunuh itu segera berlari ke arah Teguh.
Ada yang menggeram, menggosokkan tinjunya, menunjukkan tatapan tajam, ataupun menyebar aura pembunuh.
Dalam waktu kurang dari dua detik, Teguh dikepung dari segala arah.
Xeno langsung tersenyum dengan sangat dingin.
"Swuuush!"