NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Legenda Raja SerigalaLegenda Raja Serigala
Oleh: NovelRead

Bab 181

Di Klinik Obat Husada. Teguh sedang menulis resep obat. Beberapa hari ini, dia baru saja menemukan resep obat baru yang dapat mengurangi rasa sakit para tentara yang terluka, jadi dia segera datang ke sini. Tiba-tiba ada telepon masuk dari si gendut Daniel. "Halo ... " Teguh menjawab telepon. "Bos, ada masalah besar!" Suara si gendut Daniel bergetar dan dia terdengar sangat cemas." Baru saja ada seseorang yang mengaku sebagai tuan muda Keluarga Yulianto dari ibu kota provinsi datang ke Grup Jagaraga dan membawa pergi Bu Rina dengan paksa." "Petugas keamanan kita sama sekali bukan lawannya." “Bahkan Sarah pun dilumpuhkan olehnya.” “Bos, apa yang harus dilakukan?" Rina ditangkap? Teguh langsung mengerutkan keningnya. Awalnya dia mengira setelah menyelesaikan urusan Keluarga Laksono dan Keluarga Abinaya, dia bisa tenang dulu. Tidak disangka, belum lama dia duduk di sini, hal seperti ini sudah terjadi lagi, sungguh ... "Teguh, ada apa?" Pak Husada datang mendekat, lalu bertanya ketika melihat raut wajah Teguh yang masam. "Barusan ... " Teguh berkata dengan jujur, "Ada seseorang yang mengaku sebagai tuan muda Keluarga Yulianto dari ibu kota provinsi. Dia pergi ke Grup Jagaraga dan menculik Rina." "Keluarga Yulianto dari ibu kota provinsi?" Mendengar nama ini, tiba-tiba wajah Pak Husada berubah pucat dan dipenuhi dengan rasa takut. Dia menyipitkan matanya sedikit dan berkata dengan nada yang sangat berat, "Keluarga Yulianto ini ... sangat brutal dan berkuasa di ibu kota provinsi, dan bisa dibilang tidak banyak orang yang berani macam-macam dengan mereka." "Sejauh yang saya tahu ... " "Keluarga Yulianto di Kota Senggigi sepertinya ada hubungannya dengan mereka." "Kakek mereka Yoga Yulianto, pada waktu itu meninggalkan Keluarga Yulianto yang tinggal di ibu kota provinsi dan pindah ke Kota Senggigi. Tak terpikir sama sekali setelah bertahun-tahun, malah pihak keluarga dari ibu kota yang datang mencari ke sini." Cerita ini tentu saja membuat Teguh lebih terkejut lagi. "Pak Husada, resep obat semuanya sudah selesai ditulis." Teguh mendorong beberapa lembaran kertas di atas meja ke depan Pak Husada lalu berkata, "Saya pergi menangani masalah ini dulu." "Baik." Pak Husada memperingatkan, "Teguh ... hati-hati." Teguh menganggukkan kepalanya dan meninggalkan Klinik Obat Husada. Setelah keluar, dia langsung menelepon Bayangan. "Bayangan, cari tahu posisi tuan muda Keluarga Yulianto dari ibu kota provinsi sekarang di mana di kota Senggigi, dan segera informasikan kepadaku." "Baik." Mengetahui situasinya yang mendesak, Bayangan langsung mulai bekerja. Belum sampai dua menit, Bayangan sudah menelepon Teguh lagi. "Kak Teguh, dia sekarang ada di Hotel Naga Besar." Dengan raut wajah yang muram, Teguh menghentikan taksi dan melemparkan beberapa lembar uang kertas berwarna merah kepada sopirnya. "Ke Hotel Naga Besar secepat mungkin." "Hotel Naga Besar?" "Baiklah!" Lembaran-lembaran uang berwarna merah membuat mata si supir taksi terbuka lebar dan seketika membangunkan jiwa pembalapnya. Si supir taksi menginjak pedal gas dengan kuat dan mengendarai taksinya seperti sedang membawa mobil balap. Di Hotel Naga Besar. Di dalam ruangan paling mewah. Xeno Yulianto sedang berbaring di sofa dengan dua wanita cantik yang sedang memijat seluruh tubuhnya. Dari ekspresi wajahnya yang terlihat sangat nyaman, dia sepertinya sedang sangat menikmati pijatan tersebut. ... Di sisinya, Malik Casugraha sedang berdiri seperti seorang pelayan. Di kedua sisinya juga berdiri beberapa pengawal dengan tangan disilangkan di depan dan tidak bergerak sama sekali. Mereka terkesan sangat profesional dalam melakukan pekerjaan mereka. Rina Yulianto diikat dengan kuat dan dilempar ke lantai yang dingin. Yoga Yulianto dan Zakir Yulianto disuguhi pemandangan tersebut ketika mereka tiba. "Rina ... " Zakir langsung ingin berjalan mendekat, tetapi dihalangi oleh pengawal. Wajahnya memucat dan dia hanya bisa menahan diri. "Kakek, Paman ... " Xeno melihat kedua orang itu dengan acuh tak acuh, dan berkata dengan senyum palsu. "Kita juga sudah lama tidak bertemu, bukan?" "Kalian ... tetap tangguh seperti biasa, sungguh patut diacungi jempol." Yoga dan Zakir terlihat tidak senang. Orang ini menculik dan mengikat Rina.

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.