Bab 1179
Tanpa sadar.
Keringat dingin mengalir keluar seperti mata air, tanpa bisa berhenti.
Manggala baru menyadari hal ini.
Rina yang ada di hadapannya sudah berbeda dari wanita lemah yang dia tahu.
Sikapnya sudah berubah sedingin es.
Wanita dengan niat membunuh yang mengerikan.
Sekarang ini.
Manggala hampir tidak bisa mengenalinya.
"Baik!"
Saat pikiran-pikiran ini melintas di benaknya, Manggala tidak berani menolak, "Aku mengerti!"
Rina menatapnya.
Manggala seperti tersihir, dia langsung pergi meninggalkan Bahari Indah untuk menjalankan perintah.
Rina perlahan menutup matanya.
Hanya saja ...
Pedang Darah Iblis di tangannya masih terus bergerak tanpa henti.
...
Ibu Kota.
Kota Terlarang.
Di aula utama yang indah dan tenang, Teguh dan Tedja duduk berseberangan, bermain catur dengan penuh semangat.
"Dik."
Mata Tedja tertuju pada papan catur, tanpa menggerakkan pion ia berkata, "Jurus memancing ular keluar dari lubang yang baru saja kamu sebutkan memang cara yang bagus."
"Hanya saja ... "
"Kekaca

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda