Bab 10
"Pak Jodi, tunggu dulu. Aku ikut denganmu."
Mirna mengerutkan alis. "Tempat seperti itu, buat apa kamu ikut? Jangan macam-macam."
Felix menyandarkan kepalanya ke tubuh Mirna, suaranya terdengar iri sekaligus sedih.
"Fabian memang luar biasa. Padahal nggak benar-benar terjadi apa-apa, tapi aktingnya bisa sedramatis itu. Ekspresinya yang putus asa dan sedih, kelihatannya kayak benar-benar disakiti seseorang."
"Aku selalu kalah dalam hal akting. Karena nggak punya bakat, aku harus lebih rajin. Aku cuma ingin melihat langsung cara dia berakting. Peran utama yang kamu dapatkan buat aku melalui investasi sepuluh kali lipat itu, bikin aku tertekan banget. Aku nggak mau mengecewakan cintamu, jadi aku harus kerja keras."
"Boleh ya, Mirna? Aku cuma mau lihat sebentar. Aku janji akan belajar baik-baik."
Ucapan Felix seperti air dingin yang mengguyur habis perasaan tidak terjelaskan dalam hati Mirna.
Benar juga, kenapa dia tidak berpikir dari awal? Fabian adalah aktor hebat.
Mungkin semua itu hany

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda