Bab 347
Namun, kali ini tidak seperti biasanya, pesan itu tidak segera dibalas.
Melihat wajah Merry yang semakin tegang, Sandra ikut cemas, "Seharusnya nggak akan terjadi apa-apa, 'kan?"
Merry menatap ponsel selama sepuluh menit penuh, tapi tetap tidak ada balasan.
Hujan di luar malah semakin deras.
Dada Merry terasa sesak, jarinya bergerak, menekan tombol panggilan.
"Tut ... tut ... tut ...."
Namun di seberang sana lama sekali tidak ada yang mengangkat.
Sandra melihat wajah Merry yang makin pucat, lalu menenangkannya, "Bagaimanapun juga, Yuna itu anak presiden. Sekarang hujan sederas ini, mereka pasti sudah ada persiapan. Kamu tenang saja."
Meski begitu, cuaca seperti ini bahkan membuat pandangan sejauh satu meter pun kabur. Di laut, angin biasanya jauh lebih kencan, kalau sampai ada ombak besar membalikkan kapal ....
Merry tidak berani melanjutkan pikirannya.
Saat ini, selain menunggu, dia hanya bisa menunggu.
Hujan deras turun selama empat jam penuh, barulah perlahan mereda.
Merry membawa p

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda