Bab 644
Hendry tersenyum kecil dan menjawab, "Dia itu cantik, cerdas, berbakat, dan punya aura yang istimewa. Dia benar-benar luar biasa, bagaikan bintang yang bersinar terang."
"Wah ... "
Luna terkekeh senang. "Paman Tampan, kenapa aku merasa kamu sedang menggambarkan Ibuku? Ibuku juga seperti itu."
Ya, dalam mata anak-anak, ibu mereka selalu yang terbaik.
Hendry paham betul akan hal itu.
Namun baginya, di dunia ini memang tidak ada yang lebih bersinar dari Windy.
"Paman Tampan, kalau begitu ... kamu sudah bersama wanita yang kamu sukai itu?"
Hendry menggeleng. "Belum. Paman belum berhasil mendapatkannya."
Luna mengangguk pelan.
Tak terasa, mereka pun tiba di depan kamar nomor 808. Hendry menatap pintu itu dan berkata, "Kita sudah sampai. Biar Paman yang tekan bel."
Dia pun menekan tombol bel.
Di dalam kamar, Windy sedang menunggu Luna datang.
Begitu mendengar suara bel, asistennya bangkit dan berkata, "Biar aku yang bukakan."
Namun Windy segera menahannya. "Nggak perlu. Aku saja yang buka. L

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda