NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 2043 Pertemuan

"Apa yang harus aku lakukan?" Marshal Nelson tampak dilanda kecemasan. Pada saat itu, Tyr dan Magus mulai memasuki ruangan. "Mereka yang telah terinfeksi oleh ngengat darah akan segera berubah menjadi monster dan membantai semua orang yang mereka temui," jelas Tyr sambil mengeluarkan pedang surgawi miliknya. "Kita harus membunuh mereka semua! Aku akan pergi sekarang juga untuk memulai pembantaian. Marsekal Nelson, jangan lupa untuk mengingatkan anak buahmu agar mereka mulai memakai alat pelindung saat kau mengirim mereka ke sana. Mereka yang telah digigit harus segera disingkirkan." "Baiklah!" Meskipun dia dikenal sebagai sosok seorang pemimpin yang berbudi luhur, Marshal Nelson terpaksa mengeluarkan perintah ini untuk membunuh warga yang telah terinfeksi karena keadaan. Di bawah kepemimpinan Tyr dan Max, sejumlah besar para prajurit tentara mulai meninggalkan kediaman sang Marshal dan bersiap untuk membunuh semua orang yang telah terinfeksi oleh ngengat berdarah yang sudah menyerang hingga ke seluruh kota. Di sisi lain, Magus berusaha untuk memusnahkan ngengat darah dengan menggunakan Sihir Aretuza. Namun, dia merasa sulit untuk memusnahkan makhluk-makhluk ini dengan sihirnya karena jumlah mereka yang besar dan gerakannya yang cepat hingga waktu menunjukkan tengah malam. Mereka ditugaskan untuk membantai semua yang terinfeksi yang berkeliaran di sekitar kota. Pada akhirnya, mereka melenyapkan semua orang yang telah terinfeksi ketika waktu sudah memasuki tengah malam. Kini pasukan itu telah kembali ke kediaman Marshal. Lapisan awan merah yang tebal mulai terkonsentrasi di atas kediaman sang Marshal. Ketika mereka melihat ke atas langit, betapa terkejutnya mereka saat menemukan awan merah itu telah terbentuk oleh pasukan ngengat darah dalam jumlah yang cukup banyak. Ketika mereka yang hadir di kediaman melihat pemandangan ini, mereka merasakan kulit kepala mereka seolah-olah tengah merasakan sakit yang sangat luar biasa. Di sana tampak ratusan atau bahkan ribuan ngengat darah yang tengah berterbangan di atas udara. Ketika Magus melangkah maju, dia mulai menembakkan jimat besarnya dan membakarnya di udara. Langit yang tampak kosong kini telah berubah menjadi seperti lautan api. Sejumlah besar ngengat darah mulai berjatuhan dari langit, tetapi lebih dari setengahnya telah menyebar. Kemudian, makhluk-makhluk ini mulai menyerang kediaman Marshal dari segala arah. Ketika ngengat darah ini terbang menuju ke bangunan rumah, semua orang tampak was-was! Tyr dan Magus segera menggunakan energi vitalitas untuk melindungi tubuh mereka. Ngengat darah itu tidak bisa menyakiti mereka dengan menggunakan halangan yang kuat, tapi sayangnya para Demigod ini tidak bisa melindungi semua orang yang ada disana. Lagi pula, jumlah ngengat itu terlalu banyak. Tiba-tiba terdengar suara ledakan yang dahsyat dari ruang kehampaan saat kediaman itu bersiap untuk runtuh. Diatas langit malam yang gelap gulita, fisik dari seekor burung yang terbuat dari cahaya api dan hanya dikenal sebagai legenda tiba-tiba muncul dan mengepakkan sayapnya. Ke mana pun burung itu pergi, ada sekelompok ngengat darah yang terbakar hangus hingga menjadi abu. Banyak makhluk yang sangat mengerikan ini berhasil dimusnahkan oleh burung legenda ini, dan pendekatannya jauh lebih efisien daripada Sihir Aretuza yang digunakan oleh Magus. "Apa... Apa itu? Bagaimana itu bisa terjadi apakah kondisi itu sangat kuat?" "Apakah itu Burung Phoenix? Phoenix dari legenda jaman dulu?" Dia sudah berubah menjadi abu. Setelah beberapa saat, krisis ngengat yang meneror di sekitar kediaman tampaknya benar-benar telah teratasi. Semua orang mulai menatap burung mitos itu dengan heran. Setelah mengamati dengan cermat, mereka menemukan bahwa Burung Phoenix itu bukanlah burung sungguhan, semacam energi "Siapa di sana?" Tyr tiba-tiba berteriak dengan keras. Seorang pria berambut hitam dengan rambut panjangnya perlahan terlihat mulai mendekati mereka di depan kediaman Marshal. Seluruh fisiknya memancarkan getaran yang sangat misterius. Semua ngengat darah yang masih berterbangan dengan cepat menukik ke bawah dan mendarat di atas pundaknya saat dia berjalan. Burung Phoenix itu kembali berkicau, menghilang ke dalam ketiadaan, dan segera menghilang ke dalam tubuh pria itu. Akhirnya, pria itu berhenti sekitar sepuluh meter di depan kediaman Marshal. Sudut mulutnya naik sedikit saat dia berkata, "Tyr, sudah lama sekali!" Tyr berdiri tanpa bergerak seolah-olah dirinya saat ini tengah tersengat aliran listrik yang kuat. Dia memusatkan pandangannya pada sosok berpakaian hitam yang tengah berjalan mendekatinya. Pikirannya mulai bergejolak. Pria itu mulai mendekati Tyr dan memeriksa kondisinya dari atas hingga ke bawah. Dia mulai mengulurkan tangannya dan menepuk dahi Tyr dengan cara yang sama seperti yang dia lakukan ketika Tyr saat dia masih kecil dulu. Aku tidak menyangka jika si bocah cengeng yang aku kenal dulu kini telah berubah menjadi seorang prajurit yang sangat kuat. "Xavion!" Tyr akhirnya bereaksi setelah terdiam sekian lama. Pria yang berdiri di depannya adalah sepupunya sendiri, Xavion. Dia telah menerima berita tentang kematian Xavion setelah dia pergi ke dunia seni bela diri kuno untuk mencari kakeknya. Bahkan setelah Tyr menemukan Keane, Xavion masih juga belum berhasil ditemukan. Tyr kemudian beralasan bahwa Xavion pasti telah mati di dunia seni bela diri kuno. Dia tidak menyangka jika nyatanya dia akan bertemu dengan sepupunya saat ini. “Sepupuku, kenapa kau di sini?"Tyr memiliki keraguan di dalam benaknya. Dia bertanya, "Selain itu, apa yang terjadi dengan burung itu sekarang?" Itu mantra Phoenix ku!" Xavion merentangkan kedua tangannya. Seketika, api berwarna kemerahan mulai muncul di antara telapak tangannya dan dengan cepat penampilannya berubah menjadi seekor burung phoenix. "Aku menemukan jurus Manual Dewa Kuno di tengah reruntuhan, dari situlah aku bisa mempelajari sihir ini. Manual Skrip itu berisikan tentang teknik kultivasi yang diturunkan oleh Dewa kuno. Kemudian, aku menggunakan manual ini untuk mengolah dan memanifestasikan sosok Burung Phoenix. Adapun alasan mengapa aku ada di sini, itu karena aku bertemu dengan ibumu secara kebetulan dan mengikutinya sampai dengan ke tempat ini." Tyr terkejut. "Xavion, dunia ini adalah ruang yang diciptakan oleh Dewa kuno. Ada pesona yang memisahkan dunia ini dari dunia luar.” “Apakah kau telah berhasil menembus alam Demigod dan melewati pesona untuk masuk ke sini?" melalui alam Transformasi. Aku bisa masuk ke tempat ini karena saat itu ibumu telah merusak pesonanya. Dan aku berhasil memanfaatkannya untuk masuk ke sini sebelum pesona itu ditutup. "Max berkata dari samping," Aku melakukan hal yang sama, aku datang ke sini dan mengikuti orang-orang aneh itu." Tyr akhirnya mendapatkan gambaran yang lengkap. Ketika dia melihat ibunya di Gunung Teror, dia bisa saja melompat kedalam pesona itu, lalu mengikuti jejaknya, dan memasuki ruang ini. Sayangnya, darah mengamuk yang ada didalam tubuh Tyr baru saja ditekan pada saat itu. Dia tidak bisa mengikuti orang-orang aneh itu karena otaknya masih dalam keadaan linglung. Orang-orang itu pasti bukan bagian dari alam Demigod. Mereka harus memiliki cara khusus untuk dapat menembus pesona agar mereka bisa bebas bolak-balik di antara dua alam. Nanti, ketika Tyr berhasil masuk ke dalam alam Demigod, pada akhirnya dia akan bisa menembus pesona itu dengan caranya sendiri dan berhasil memasuki ruangan ini.

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.