Bab 1613 Pertumpahan Berdarah
Castro memiliki pendapat yang sangat tinggi terhadap Regal Palace karena S.H.I.E.L.D. selalu mengupdate situasi yang terjadi di kalangan tingkat internasional. Mengingat kasus yang terjadi, Castro tahu persis sebenarnya apa yang dialami oleh organisasi itu selama bertahun-tahun, tujuan dari organisasi macam apa itu, jenis serta karakter yang dimiliki oleh para anggotanya, dan metode apa yang digunakan oleh mereka.
Singkatnya, Castro cukup jelas mengerti tentang kemampuan orang-orang dari Istana Regal.
Thanatos hanya terdiam di ujung telepon.
Castro melanjutkan, “S.H.I.E.L.D. akan melakukan yang terbaik untuk melakukan negosiasi dengan pihak Regal Palace. Kami juga akan menyampaikan sikap kepada pihak Dunia Kedua. Adapun hasil negosiasi nanti, aku belum bisa memastikannya sekarang. Mungkin Kerrim adalah sosok perwakilan elit dari generasi muda yang telah mendapatkan bimbingan dari organisasimu. Kau bisa mulai mempersiapkan upacara pemakamannya sekarang juga.”
Usai mengatakan hal itu, Castro memotong pembicaraannya dan menutup teleponnya.
***
Matahari benar-benar tenggelam menuju cakrawala. Saat itu malam telah tiba, dan Pelabuhan Veracruz telah menjadi saksi dari pertumpahan darah yang hebat. Tiga dari empat buah kapal pesiar mewah itu telah terbakar. Salah satu dari mereka bahkan telah tenggelam ke dasar laut.
Beberapa lusin anggota Dewa Kedua merupkan para pejuang Transenden, tetapi mereka tampak sangat rentan jika berada di hadapan kelompok mesum dari para Istana Kerajaan ini. Dengan demikian, hampir setengah dari rekan-rekan mereka telah tenggelam ke dasar lautan yang dalam. Bahkan wanita cantik yang telah diundang oleh para anggota Dewa Kedua untuk bersenang-senang tidak luput dari bencana.
Sebelum Tyr Summers datang ke tempat ini tepat dihari ini, dia telah memberikan perintah yang sangat ketat. Semua orang yang hadir di pesta ini, tidak terkecuali siapapun mereka dan bagaimana mereka bisa terlibat dengan Dewa Kedua, selama mereka berada di sana, maka mereka akan dianggap sebagai pihak musuh.
Di salah satu kapal pesiar, tiga orang anggota Dewa Kedua tengah memasang ekspresi wajahnya yang muram saat mereka menatap seorang pria memakai topeng besi dan cakar yang juga terbuat dari besi. Membuat mereka tampak sangat ketakutan.
Sebelumnya, Topeng Besi, alias Don Quijote, dan beberapa anggota lainnya telah melakukan pembunuhan secara besar-besaran diatas sebuah kapal pesiar. Orang-orang ini telah menunjukkan kekuatan tempur mereka dan mengajari anak-anak nakal ini dengan cara melanggar hukum yang dikenal dengan arti teror yang sebenarnya. Dengan kekuatan yang mereka miliki, mereka mungkin bisa dianggap sebagai petarung yang kuat bahkan di dalam organisasi Dunia Kedua sekalipun.
"Tinggalkan aku! Kami adalah milik dari keluarga Rosedale. Jika kau berani bergerak melawan kami, maka keluarga kami tidak akan pernah bisa mengampunimu,”salah satu pemuda itu mengancam dengan suaranya yang rapuh.
Jika mereka dapat memutar kembali waktu dan mendapatkan kesempatan lain untuk bisa mengambil keputusan, mereka tidak akan pernah mungkin dapat terbawa suasana dan mengikuti petunjuk dari orang gila itu, Kerrim, untuk memprovokasi pihak Istana Kerajaan.
“Rosedale?”
Topeng Besi dengan lembut mencoba untuk mengingat sebuah peristiwa yang pernah terjadi dan bertanya padanya, “Kurasa aku pernah mendengar tentang cerita keluarga ini. Hei… benarkah keluargamu yang telah mengontrol nilai mata uang dolar Amerika? Bahkan keluargamu juga mampu memanipulasi perang antara negara besar?”
"Sepertinya kau telah mendengar banyak hal tentang kami, lebih baik kau segera meletakkan senjata yang ada di tanganmu itu, atau kami akan ..."
Sebelum pemuda ini berhasil menyelesaikan kata-katanya, dia melirik ke arah Topeng Besi yang telah muncul di hadapannya secara tiba-tiba. Pria itu mulai mengayunkan cakar besinya dan langsung mencabut sebagian besar otot dari leher pemuda itu.
Bocah nakal itu tampak menutupi lehernya dengan tangannya. Kemudian, dia terjatuh ke lemah ketanah dengan ekspresi wajahnya yang sedang menahan kesakitan.
“Arghh!!!” Dua orang pemuda yang ada di sebelahnya tampak menjerit ketakutan.
Sementara itu, Don Quijote alias Topeng besi bergerak maju dengan membawa pedangnya dan menghancurkan salah satu kepala mereka. Tak butuh waktu lama, sosok pemuda yang ada disebelahnya jatuh pingsan dan seketika lumpuh karena merasa ketakutan.
“Huh! Anda telah menyinggung pihak Istana Kerajaan. Kau harus mati tidak peduli dari keluarga mana kau berasal. ”
Di sisi lain, Jermaine Leonard tengah melambaikan setumpuk kartu poker emas yang ada ditangannya. Pria itu tampak mengenakan kacamata hitam dan menatap ke arah Tuan Eye dengan sorot mata yang tak berkedip.
Sebelumnya, orang ini juga telah membakar kapal Jermaine melalui metode hipnotis yang dimilikinya. Lalu, Jermaine mulai mengunci seluruh lokasi kejadian namun usahanya gagal untuk menangkap bocah ini. Kali ini, dia tidak akan pernah membiarkan Tuan Eye melarikan diri lagi. Selain itu, Jermaine juga telah kehilangan banyak uang akibat dari kejadian itu.
"Kau tidak bisa menangkapku!"
Tuan. Eye merasa sangat percaya diri dengan kemampuan hipnotis yang dimilikinya. Dia masih memegang pemantik zippo yang mahal itu. Saat dia membuka tutupnya, terdengar bunyi suara yang tajam. Kemudian, beberapa anggota elit Istana Kerajaan yang ada di sebelahnya tengah memegang senjata mereka dan bersiap untuk menyerang Jermaine. Hanya dengan gerakan itu, dia telah berhasil menghipnotis beberapa pejuang elit.
Akhirnya pertarungan sengit tak dapat dihindari oleh Jermaine dan beberapa elit organisasinya. Sementara itu, Tuan. Eye hanya bisa tersenyum dengan tipis. “Aku sudah memberitahumu bahwa kau tidak bisa menangkapku. Jika kau mau, aku bisa menghipnotis kalian semua.”
Namun, Jermaine, saat sedang mengalami pertarungan, tiba-tiba gerakannya terhenti.
Ekspresi wajah Tuan. Eye terlihat sangat berubah. "Apa yang sedang terjadi?"
Jermaine tertawa seolah-olah dia sedang mengejek seorang badut. Dia mengeluarkan dua benda kecill alias earbud untuk menutup telinganya dan bertanya, “Nak, jika tebakanku benar, metode hipnotismu itu akan diaktifkan melalui suara, bukan? Apakah kau masih bisa menghipnotis kami semua saat telinga kami tidak dapat mendengar apapun?”
"Ini..."
Sedikit keraguan muncul di wajah Tuan. Eye. Saat dia bersiap untuk melakukan gerakan yang lainnya, beberapa lembar kartu poker sudah keluar dari tangan Jermaine.
Arghhh!!!
Salah satu kartu poker yang dilemparkan berhasil menusuk pergelangan tangan Tuan. Eye yang bersiap untuk menjentikkan kembali korek apinya dengan keras. Benda itu bekerja seperti sebuah pisau yang tajam. Setengah dari kartu itu telah memotong pergelangan tangannya, dan akibatnya luka menganga diiringi dengan aliran darah yang mengucur dengan deras.
Terdengar bunyi denting yang nyaring saat pemantik itu terjatuh ke lantai. Mr Eye langsung memutar tubuhnya dan bersiap melompat ke laut untuk melarikan diri, tetapi Jermaine berhasil menarik tubuhnya. “Kau tidak bisa lari dariku. Karena, aku akan menunjukkan kepadamu apa itu teror yang sebenarnya.”
Sementara, Blonde Jack terus melambaikan gunting emas yang ada di tangannya di sisi lain dari kapal pesiar saat dia berduel dengan Ash. Di belakang mereka, pemuda berhidung mancung dan beberapa orang yang lainnya juga tengah bertarung dengan dua orang prajurit elit dari Istana Kerajaan.
Gunting yang ada di tangan Blonde Jack mengayun dengan cepat, dan benda itu datang dengan kekuatan yang sangat mematikan. Namun, gerakannya terlalu lamban saat dia menghadapi serangan Santoryu dari Ash.
Cling, cling, cling!!!
Serangan Ash dengan tiga buah bilahnya telah menimbulkan dentingan suara yang berdentang hingga tiga kali berturut-turut. Kecepatannya telah memberikan Blonde Jack sensasi yang sangat mempesona. Ash telah mengganggu ritmenya setelah beberapa saat. Pada akhirnya, pedang Ash mulai mengenai gunting yang ada di tangan Blonde Jack dan menjatuhkannya.
Tepat ketika Ashr besiap untuk membunuh Blonde Jack, Black Caesar tiba-tiba datang, “Hentikan, Ash! Serahkan bocah-bocah nakal ini padaku. ” Ash tanpa sadar menyingkirkan pedang yang ada di tangannya dan mundur ke samping.
Black Caesar, yang mengenakan jas mantel, tampak berjalan. Angin laut yang kuat bertiup seperti pisau yang memotong wajahnya. Dia bertanya, "Kalian pasti adalah pelaku yang telah menghancurkan para prajuritku, bukan?"
Blonde Jack dan juga beberapa anggota yang lainnya hanya bisa menahan napasnya. Jejak kepanikan akhirnya muncul didalam batin mereka ketika mereka berhadapan langung dengan pemipin dari Kaisar Mercenary.