Bab 33
Dengan mata berbinar, tiba-tiba dia menundukkan tubuhnya yang tinggi ke dalam mobil, wajah tampannya seketika muncul di depanku. "Panggilan itu bagus, coba ucapkan lagi."
Mata Devan begitu indah, berkilau seperti bintang dan lautan. Aku menatapnya dan langsung tersipu merah.
"Aku ... aku nggak mau ... mm ... "
Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, dia menciumku satu kali seperti ayam kecil yang mematuk.
"Ucapkan."
"Nggak!"
Dia menciumnya lagi. Aku mengangkat tangan untuk menutupi mulutku, tapi dia lebih dulu menebak gerakanku dan meraih kedua tanganku.
"Kalau kamu nggak mau memanggilku itu, aku akan terus menciummu ... sampai kamu mengucapkannya."
Betapa nakalnya kata-kata itu!
Wajahku memerah tapi dia terlalu kuat hingga aku tidak bisa melepaskan diri.
Aku menggigit bibir, merasa kata itu sangat memalukan dan sama sekali tidak bisa terucap.
"Kamu jahat ... mm ... "
Detik berikutnya, bibirku tertutup olehnya. Ciuman itu panjang dan manis, penuh dengan kasih sayang yang perlahan men

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda