Bab 206
Sesaat kemudian, dagu Valencia diangkat dengan lembut oleh tangan pria itu. Sebuah ciuman lembut dan penuh kasih sayang pun jatuh ke bibirnya.
Bibir pria itu dingin, lembut saat disentuh, dan sedikit berbau alkohol.
Di luar jendela, angin dingin menderu, menggoyangkan dahan-dahan dan menimbulkan suara gemerisik.
Di dalam kamar, cahaya lampu terang bagaikan siang hari.
Dia mengisap, menggigit, dan menjarah dengan lembut.
Suara napas gadis yang lemah dan tersendat-sendat bergema di dalam ruangan. Tatapan Lorenzo makin dalam, jakunnya bergerak naik turun, dan napasnya juga menjadi makin cepat.
Satu detik lagi.
Hanya satu detik saja.
Dia berkata demikian dalam hatinya.
Lorenzo dan Valencia berciuman dengan penuh gairah. Keduanya sangat haus akan kehangatan sesaat ini.
Dengan kesadaran yang samar, Valencia perlahan membuka matanya. Sepasang mata indahnya yang jernih bagaikan mata rusa terlihat samar. Wajah yang selalu menghantuinya dalam mimpi kini muncul di hadapannya. Valencia mengira dir

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda