Bab 193
...
Begitu Lorenzo serta Arianna keluar dari kamar dan pintu baru saja tertutup, Lorenzo langsung menepis tangan wanita itu.
Arianna mengangkat bahu dan tampak tidak terlalu peduli.
Keduanya berjalan menuju lift.
Arianna bertanya dengan santai, "Terus, selanjutnya kamu mau gimana? Kayaknya hari ini kamu menyakiti hati Kakak Ipar cukup parah, ya. Nanti gimana cara beresinnya?"
Bibir Lorenzo menegang. Jemarinya yang panjang mengepal di sisi tubuhnya tanpa menjawab.
Pikirannya dipenuhi dengan wajah Valencia yang pucat pasi dan tatapan matanya yang penuh luka.
Mengucapkan kata-kata dingin dan menyakitkan tadi, rasanya di hatinya sama perihnya seperti di hati Valencia.
Selama Valencia tidak meminta putus, dia tidak akan pernah meninggalkan Valencia.
Saat dia mengatakan kalimat itu dulu, dia tidak pernah membayangkan kalau suatu hari dia akan mengatakan "masa masih percaya kata-kata yang menipu anak kecil kayak gitu" kepada Valen dengan nada mengejek.
Di dalam kamar.
Setelah para pria pergi,

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda