Bab 23
Janny tidak memiliki waktu untuk bertengkar denganku, dia meraih tangan Daniel sambil menyeka air matanya.
Adegan yang penuh dengan kasih sayang ini membuatku merasa tidak pantas berada di sini.
Saat aku hendak pergi, dokter datang sambil membawa tagihan.
Begitu melihat jumlahnya, Janny langsung melompat dari kursinya.
Dia menunjuk hidung dokter itu, lalu berkata dengan marah.
"Kalian masih belum tahu apakah bisa menyembuhkannya atau nggak, tapi kalian sudah minta uang sekarang?"
"Orang yang kejam pasti akan mati dengan mengenaskan! Tunggu saja Tuhan marah dan sambar kalian dengan petir sampai mati!"
Bahkan dokter yang memiliki pendidikan yang tinggi juga tidak bisa menahan hinaan Janny.
Ekspresi dokter itu mendingin, lalu mengatakan jika pengobatan tergantung dengan keputusan keluarga, mereka hanya bertugas memberitahu pihak keluarga.
Umpatan Janny tercekat di tenggorokannya, lalu dia memelototiku dengan marah.
"Kenapa kamu masih diam saja di sana? Cepat bayar pengobatan suamimu."
Jum

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda