Bab 90
Aku dan Theo sama-sama terkejut mendengar teriakan keras itu. Theo sepertinya teringat sesuatu. Dia tiba-tiba melompat dari kursi dan bergegas keluar.
Aku khawatir pada Theo, jadi aku mengikutinya dan berjalan keluar.
Seseorang yang menarik koper tampak berdiri di depan pintu rumah Theo. Lampu jalanan kota ini tidak terlalu terang. Saat sudah dekat, aku baru melihat sosok yang datang dengan lebih jelas. Seorang gadis bertubuh mungil dengan kulit yang putih.
Sulit sekali membayangkan teriakan senyaring itu berasal dari sosok semungil ini.
Begitu melihat gadis itu, ekspresi Theo langsung berubah dan dia menegur gadis itu.
"Kenapa kamu ke sini? Siapa yang kasih tahu kamu alamatku?"
Begitu melihat Theo, gadis itu langsung menjatuhkan kopernya. Dia berlari menghampiri dengan gembira dan memeluk lengan Theo.
"Tentu saja karena aku rindu sekali padamu! Kita sudah nggak bertemu selama tiga bulan, apa kamu nggak rindu padaku?"
Theo menarik lengannya dengan dingin.
"Nggak. Kubelikan tiket pesawa

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda