Bab 19
Cynthia-lah biang keladi yang membuat Sita tewas!
Begitu memikirkannya, tubuh Sebastian goyah beberapa kali. Rasa sakit yang hebat menjalar dari dada, menusuk hingga membuatnya berkunang-kunang.
Namun, dia tahu dirinya belum boleh jatuh. Dia masih belum menuntaskan balas dendam untuk Sita.
Mengulum beberapa butir pil pereda penyakitnya, Sebastian melangkah turun dari tebing dan kembali ke kediaman Keluarga Hutomo.
Saat hendak mendorong pintu kamar tidur utama di lantai tiga, Sebastian dan yang lain mendengar dengan jelas suara-suara intim dari dalam.
Cynthia tertawa senang. "Sore ini kita pergi, dan nggak akan kembali lagi. Soal putriku, selama aku meninggalkannya, Keluarga Saputra pasti akan mengurusnya."
Pria lain itu tertawa lebih puas. "Kamu benar-benar berhati dingin. Bagaimanapun juga, putrimu itu darah dagingmu sendiri."
"Darah daging? Anak itu mirip ayahnya, aku jijik melihatnya. Membawanya pergi hanya akan menyusahkan aku saja."
Orang-orang yang berada di luar mendengar nada m

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda