NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Cinta Datang TerlambatCinta Datang Terlambat
Oleh: NovelRead

Bab 477 Dia adalah Shannon Smith

"Frederick bilang dia tahu Anda tidak akan membiarkan dia pergi, dan dia bilang dia akan tetap tinggal dengan syarat Anda menceraikan Jacqueline." Sue menyampaikan pesan Frederick kepada Henry. Kelopak mata Henry terkulai dan ia berkata, "Kita akan membicarakan hal ini nanti. Aku akan meminta seseorang untuk mencoba membujuk Frederick, dan kau bisa menghindari berbicara hal ini dengannya." "Baik." Sue mengangguk, tetapi jauh di lubuk hatinya, ia sangat kecewa. Ia tidak menyangka bahwa bahkan setelah Frederick mengancam Henry, ia masih menolak untuk menceraikan Jacqueline. Sue tidak mengerti sama sekali! Meskipun Tuannya ini telah kehilangan semua ingatannya tentang cintanya pada istrinya dan bahkan memulihkan perasaannya pada Jacqueline, caranya memperlakukan Jacqueline selama lima tahun terakhir menunjukkan kalau ia sepertinya tidak mencintai Jacqueline sama sekali! "Aku akan pergi ke ruang kerja untuk mengurus beberapa hal. Tolong buatkan aku teh." Henry menarik dasinya dan berjalan ke atas. Sue menjawab di kaki tangga. Ia tidak bisa menahan napasnya. Henry jelas-jelas telah melupakan segala hal tentang istrinya, tetapi ia masih mempertahankan kebiasaan minum teh untuk menyegarkan dirinya. Sue tak tahu harus berkata apa. Henry tidak tahu apa yang dipikirkan Sue. Dia berdiri di kaki tangga di lantai due dan melirik ke arah kamar anak-anak sebelum berjalan menuju ruang kerjanya. Setelah memasuki ruang kerja, dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon. Telepon dengan cepat tersambung. Terdengar suara Joe yang sedang menguap. "Tuan Lancaster, ada apa?" "Apa aku mengganggumu?" Henry menarik kursi dan duduk. Joe segera bangkit dan menggelengkan kepalanya. "Tidak, tidak. Aku hanya sedikit mengantuk." Henry berkata, "Ada sesuatu aku ingin kau lakukan." "Lanjutkan." Jo mendengarkan dengan saksama. Henry mencubit pangkal hidungnya dan berkata, "Kau kan yang membuat reservasi untuk restoran Prancis malam ini. Aku ingin kau menanyakan pemilik restoran daftar pelanggan mereka malam ini." Henry merasa harus mencari tahu siapa wanita itu. Kalau tidak, ia tidak akan berhenti memikirkannya. "Daftar pelanggan?" Joe bingung ketika ia bertanya-tanya untuk apa Henry memintanya mencari daftar pelanggan. "Ya, Aku akan memberimu waktu setengah jam. Jika kau bisa mendapatkan daftarnya, maka akan kugandakan bonusmu bulan ini," Henry memberinya kesepakatan yang manis. Mata Joe langsung berbinar dan ia langsung setuju. Setengah jam kemudian, Joe menelepon, "Tuan Lancaster, saya sudah mengirimkan daftarnya ke email Anda. Pastikan Anda membacanya." "Baik." Henry mengangguk ringan dan menjauhkan telepon dari telinganya. Ia menyalakan speaker ponselnya dan kemudian meninggalkannya di atas meja. Henry mengambil mouse dan mulai memeriksa email-emailnya. Setelah satu menit, ia akhirnya membuka email itu. Henry menggulir mouse untuk memeriksa daftar panjang nama, mencoba menemukan nama yang familier. Namun, ketika ia sampai di bagian bawah daftar, ia tidak melihat nama yang dicari, akan tetapi ia menemukan nama Shane ada di sana. Benar saja, Shane ada di restoran itu. Jadi Shane mungkin juga melihat wanita yang mirip dengan Yvonne. Saat Henry memikirkan hal ini, ia menutup telepon Joe dan menelepon Shane sebagai gantinya. Ini adalah kali pertama dia menelepon Shane dalam beberapa tahun terakhir. ... Di hotel, Shane mengucapkan selamat tinggal pada Yvonne, dan ketika ia hendak pergi, ponsel di sakunya berdering. Ia mengambil ponsel dari sakunya saat berjalan menuju pintu. Setelah mengeluarkan ponselnya, dia melihat ke layar seperti biasanya. Ketika melihat nama Henry di layar, ia menjerit kaget. Yvonne mendengarnya dan bertanya, "Ada apa?" Shane menghentikan langkahnya dan berbalik saat ia menunjukkan ponsel itu pada Yvonne. "Lihat siapa yang menelepon!" "Henry?" Yvonne menyipitkan matanya saat melihat nama lelaki itu di layar ponsel. Shane mengambil kembali ponselnya. "Ya, dia. Aku tidak menyangka dia akan meneleponku. Ini kali pertama dia meneleponku sejak kami bertengkar terakhir kali." "Kalau begitu sepertinya dia pasti punya alasan. Tolong jawab." Yvonne menyilangkan tangannya dan berdiri di sampingnya dengan tenang. Ketika Shane melihat bahwa Yvonne tidak pergi, ia mengerti bahwa perempuan ini juga ingin mendengar suara Henry. Ia tidak bisa menahan tawa, dan kemudian menyalakan speaker. "Ini tidak biasa. Kau benar-benar meneleponku," kata Shane mengejek. Suara berat Henry terdengar, "Apa kau pergi ke restoran Prancis malam ini?" Henry bertanya meskipun dia tahu jawabannya. Shane memutar lehernya yang kaku. "Ya, kenapa?" "Kau pergi dengan siapa?" tanya Henry. Yvonne mengerucutkan bibirnya. Shane menghela napas dan menjawab,"Tentu saja aku pergi ke sana bersama pasienku. Kenapa kau menanyakan hal ini?" Tiba-tiba ada keheningan di ujung telepon. Setelah beberapa saat, suara Henry terdengar lagi, "Aku berada di restoran dan aku melihat Yvonne." Mata Yvonne langsung membeku. Ia mengepalkan tangannya erat-erat. Shane menatapnya dan bertanya dengan hati-hati, "Yvonne? Maksudmu mantan istrimu? Tapi bukankah dia sudah meninggal? Bagaimana kau bisa melihatnya?" Henry memejamkan matanya dan berseru, "Aku rasa dia mungkin masih hidup!" Lensa pada kacamata Shane memantulkan cahaya."Apa yang membuatmu berpikir begitu? Selain itu, di mana kau melihatnya?" "Di restoran Prancis! Wanita itu sangat mirip dengan Yvonne dan aku curiga kalau dia memang Yvonne, tapi ...." "Tapi apa?" "Dia sepertinya tidak mengenaliku!" Henry menurunkan kelopak matanya, membuatnya sulit untuk melihat emosi di matanya. Jika wanita itu benar-benar Yvonne, ia mungkin berpura-pura tidak mengenalinya. Itu membuat Henry merasa tidak nyaman dan ia juga tidak tahu mengapa. "Sepertinya dia tidak mengenalmu?" Shane mengangkat alisnya. "Mungkin dia benar-benar tidak mengenalmu. Mungkin hanya kebetulan bahwa wanita itu mirip dengan mantan istrimu. Dunia ini luas dan aku yakin ada banyak orang yang mirip. Adapun wanita yang kau lihat hari ini, aku juga melihatnya. Dia sangat mirip dengan mantan istrimu!" "Jadi, kau juga melihatnya!" Suara volume Henry tiba-tiba meningkat. Shane mendorong kacamatanya. "Iya. Kau meneleponku secara khusus hanya untuk menanyakan apa aku melihat wanita yang mirip mantan istrimu di restoran, kan?" Henry tidak menjawab, secara implisit sikapnya menunjukkan bahwa dugaan Shane benar. Yvonne mengedipkan mata pada Shane. Shane mengangguk dan berkata, "Aku memang melihatnya. Sejujurnya, aku juga terkejut karena dia sangat mirip dengan mantan istrimu. Karena itu, aku dengan berani mendekatinya untuk menyapa, tetapi kemudian aku tahu kalau dia bukan mantan istrimu. Dia benar-benar mirip dengannya." "Jadi bukan Yvonne ..." Henry mengernyit dalam-dalam. Jika bukan Yvonne, siapa lagi? Shane memandang Yvonne dan berkata, "Ya, dia putri keluarga Smith yang tinggal di luar negeri. Dia adalah CFO cabang baru Grup Smith di Vancouver. Dia luar biasa, jadi bagaimana mungkin dia adalah mantan istrimu?" Yvonne memelototi Shane dengan cemberut. Yah, Shane benar. Yvonne dulunya biasa-biasa saja dan sama sekali tidak bisa dikatakan luar biasa. "Putri keluarga Smith yang tinggal di luar negeri?" Henry meremas ponselnya erat-erat. Bagaimana ia bisa berasal dari keluarga Smith? "Ya, dia Shannon Smith, putri keluarga Smith. Seharusnya ada beberapa informasi di internet, kau bisa mencoba mencarinya," kata Shane. Setelah Henry merenung selama beberapa detik, ia menutup ponselnya dan mulai mencari informasi. Ia memasukkan kata "Shannon" di entri dan menekan 'Enter.' Segera, hasil pencarian tentang Shannon muncul di komputer. Henry mengklik, dan hal pertama yang dia lihat adalah sebuah foto. Wanita di foto itu mengenakan setelan baju formal dengan senyum tipis di wajahnya dan kesejukan di matanya, yang memberi kesan bahwa ia adalah wanita karir dengan kepribadian yang kuat. Meskipun Henry telah melupakan hampir segala yang ia tahu tentang Yvonne, ia masih ingat bagaimana penampilan wanita itu ketika Henry menikahinya. Yvonne dulunya lemah dan pemalu, jelas kalau ia tidak seperti wanita kuat yang ada di foto. Jadi, wanita yang dilihatnya itu benar-benar bukan Yvonne?

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.