NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 12

Begitu komentar pertama menyebut nama Sherly mendapat banyak tanda suka, komentar-komentar berikutnya pun mengalir deras. "Bukankah Sherly bilang dirinya seorang musisi? Sudah lama berkecimpung tapi mana ada lagunya yang benar-benar terkenal?" "Nggak tahu juga, tapi yang jelas sejak menikah dengan Evander, dia mundur dari dunia musik. Katanya hanya di rumah saja jadi istri manja, nggak punya kemampuan kerja sama sekali." "Aku benar-benar nggak mengerti Evander suka apa dari Sherly. Padahal Hanna jauh lebih baik!" "Iya, orang berbakat sering bernasib malang. Hanna sangat berbakat, tapi hidupnya hanya sisa setengah tahun lagi, huhu ...." "Hanna memang satu-satunya orang tak ternoda di dunia penulis lagu." "Suruh Sherly pergi saja!" "Kalau Sherly tahu diri, ya cerai saja. Jangan ganggu Evander lagi!" "Setuju, dukung Hanna dan Evander bersama!" "Pak Evander milik Hanna, Sherly pergi saja!" ... Komentar pujian untuk Hanna dan hujatan terhadap Sherly makin memanas. Sherly belum sempat berpikir panjang, panggilan dari Brandon tiba-tiba masuk. Sherly sempat berpikir sejenak, lalu mengangkatnya. "Hanna benar-benar nggak tahu malu!" Brandon langsung meledak begitu telepon tersambung. "Sherly, kamu sudah lihat video pendek Hanna? Berengsek ...." "Meski mereka membayar 20 miliar, tapi yang kita jual itu hanya hak pakai! Tapi Hanna malah berani mengaku kalau itu lagu ciptaannya sendiri!?" "Di negara kita, hak cipta milik penciptanya! Lagu yang kamu tulis, hak ciptanya tetap punya kamu! Gugat saja dia!" Saat mendengar Brandon marah besar, Sherly malah tertawa. Dia menenangkannya, "Pak Brandon, jangan panik dulu." "Bagaimana bisa nggak panik?" Suara Brandon dipenuhi emosi. "Kamu beberapa hari ini jangan lihat komentar di internet dulu! Aku baru dapat kabar kalau Hanna sengaja memanipulasi opini publik. Sekarang semua orang sedang menyerangmu!" "Bahkan ada yang bilang Hanna adalah satu-satunya penulis lagu yang ternoda. Aku benar-benar ingin muntah!" Sherly mendengar Brandon begitu membela dirinya, hatinya merasa hangat. "Kak Brandon, dengarkan aku dulu." Sherly menenangkannya, "Pertama-tama, sekarang dia hanya bilang lagu itu hasil ciptaannya sendiri. Tapi kalau nanti saat lagu itu dirilis ada keterangan Lyn atau Futana Entertainment, berarti itu hanya omongan saja, nggak terlalu serius." "Lalu, kalau mau menggugatnya, maka penggugatnya adalah Futana Entertainment dan Lyn. Saat itu berarti aku harus mengungkap identitasku yang sebenarnya." "Kak Brandon, sekarang aku belum mau membuka identitasku." Mendengar ucapan Sherly, Brandon pun mulai tenang. Harus diakui, apa yang Sherly katakan memang masuk akal. Setidaknya sebelum lagu itu benar-benar dirilis, semuanya masih belum pasti. Terlebih lagi, panggilan "Kak Brandon" dari Sherly, membuatnya lebih tenang. "Komentar di internet terlalu kejam," kata Brandon. "Hanna sedang menindasmu." Sherly menatap pemandangan kota di luar jendela mobil, lalu tersenyum tipis. Orang luar sama sekali tidak paham dengan Sherly. Bahkan Evander pun tidak begitu mengerti kemampuan Sherly. Apakah Sherly yang merupakan nona besar Keluarga Lunardi hanya dimanja keluarganya saja? Dia tidak mendapatkan bimbingan sama sekali? Selama bertahun-tahun sejak runtuhnya keluarga Lunardi, apakah Sherly tidak pernah berniat mengembalikan kejayaannya? Naif sekali. Sherly tidak banyak bicara, tapi pikirannya sangat jelas. Hanya saja, komentar-komentar di internet memang menyakitkan. Sekuat apa pun dirinya, tetap terasa lelah. Sedangkan Evander .... Apa yang dia pikirkan saat melihat semua yang dilakukan Hanna? Atau jangan-jangan .... Semua ini sebenarnya memang perintah darinya? ... Di sisi lain. Evander sedang menangani urusan perusahaan. Grup Stelle adalah perusahaan besar yang fokus pada teknologi global terdepan, tapi juga bergerak di bidang keuangan, perangkat keras, desain, dunia hiburan, dan industri lainnya. Mungkin beberapa orang masih ingat, bertahun-tahun yang lalu Grup Stelle masih bergerak di bidang industri tradisional. Setelah Evander memimpin, dia menyesuaikan kebijakan baru. Di bawah kepemimpinannya, kebijakannya membawa perusahaan berkembang ke arah yang lebih modern. Selama bertahun-tahun ini, dia secara perlahan menekan kekuatan pesaing lain. Kemampuan Evander sudah diakui semua orang. Meskipun Evander anak tunggal di Keluarga Stelle dan satu-satunya pewaris, tapi kemampuan pewaris tunggal ini setara dengan banyak pasukan di keluarga lainnya. Setelah serangkaian rapat panjang, Evander akhirnya duduk di kursi di ruang kerjanya di lantai teratas sambil memijat pelipisnya dengan pelan. Di luar jendela besar kantor CEO bisa melihat seluruh pemandangan Kota Algora. Gedung Grup Stelle terletak di pusat Kota Algora, seluruh bangunan itu milik mereka dan lalu lintas di jalan layang mengalir tiada henti. Ini adalah tempat didambakan banyak orang. Ponsel Evander yang ada di meja kayu besar bergetar. Dia meraihnya dan di layar muncul pesan dari Hanna. Hanna, [Kak Evander, malam ini aku boleh ke kantor menemanimu pulang kerja nggak?] ... Sementara itu, Hanna yang duduk di studio tersenyum puas melihat kehebohan komentar di internet. "Kerja bagus," katanya pada orang di ujung telepon. "Terus tekan Sherly, buat beberapa trending topik lagi. Begitu siaran langsung nanti, aku akan lebih bersinar." Setelah menutup panggilan, Hanna melirik perawat pendamping yang berdiri di dekatnya. "Kamu mau ngomong apa?" tanya Hanna langsung. Wajah perawat pendamping itu tampak ragu. "Nona Hanna, apa Anda yakin ini baik-baik saja? Kalau nanti ada masalah hak cipta, bagaimana kalau Futana Entertainment menuntut?" kata perawat itu. Hanna tertawa sinis. "Memangnya 20 miliar masih kurang?" "Tapi bagaimanapun juga ...." Perawat itu masih terlihat khawatir. Hanna menatap ponselnya dengan acuh sambil menunggu balasan dari Evander. Dia berkata, "Futana Entertainment adalah salah satu investor di acara Suara Merdu. Semakin besar perhatian publik padaku, semakin besar juga keuntungan buat Futana Entertainment. Jadi mereka pasti akan tutup mata dengan apa yang aku lakukan." "Lagi pula, mereka juga punya artis yang ikut acara itu. Jadi tingkat perhatian yang didapat juga akan lebih tinggi. Kalau perlu, nanti aku bantu promosikan artis mereka sebagai imbalan." Perawat pendamping itu tercengang karena tidak menyangka bisa seperti itu. Hanna sangat menikmati ekspresi polos perawat yang seperti itu. Ini membuatnya merasa lebih unggul dari orang lain. "Ada banyak hal seperti ini dan sebagian besar bisa dinegosiasikan." Hanna yang senang terpaksa memberi sedikit petunjuk pada perawat. Dia berkata, "Itu sama seperti Studio Bunga Hanna. Awalnya hanya studio kecil, coba tebak bagaimana aku bisa membuatnya sampai sebesar sekarang?" Perawat pendamping menggeleng, dia tidak tahu. Wajah Hanna memancarkan senyum kebanggaan dan kelicikan. Dia tidak langsung menjawab, hanya berkata dengan nada misterius, "Pikirkan saja sendiri. Lihat sejauh mana kamu bisa paham." Tentu saja dia menjadi terkenal lewat pameran bunga di vila kalangan atas. Semua pesanan dari kalangan atas sebagian besar berasal dari Evander, entah pesanan langsung dari Evander, dari teman-teman Evander, atau dari orang-orang yang ingin menjilat Evander. Makanya, dia harus mengikat Evander erat-erat. Perawat pendamping masih bingung, tapi tidak berani bertanya lebih jauh. Hanna masih menatap layar ponsel. Dia membaca komentar netizen yang menyerang Sherly. Terutama kalimat "Hidup Sherly selama 25 tahun nggak bisa dibandingkan dengan 25 detik Hanna." Komentar itu membuat Hanna tertawa lebar. "Aku pikir kamu sangat hebat," kata Hanna dengan sinis. "Sherly, ternyata kamu hanya segini saja." Namun, tepat di saat ini, ponsel Hanna bergetar. Ada pesan baru masuk. Hanna hanya melihat sekilas, lalu mengerutkan alis. Pesan itu berbunyi .... [Sudah ketahuan alasan Sherly ke rumah sakit. Dia sudah hamil lebih dari sebulan.]

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.