Bab 864
Dia berdiri dan merapikan pakaian serta celananya, seraya berkata, "Aku pergi dulu, nanti siang aku akan minta Restoran Pyrus antar makanan."
"Nggak usah repot-repot, aku bisa makan di sekolah saja."
"Waktunya nggak cukup."
Nindi melirik jam, "Cukup kok."
Namun, setelah itu dia melihat pria itu mendekat dan kembali menekannya ke sofa, memperdalam ciuman itu.
Nindi mendorongnya sambil berkata, "Kamu, bukannya harus pergi ke kantor?"
"Nggak perlu terburu-buru."
Cakra menggenggam tangan Nindi dan menekannya ke sofa.
Nindi mengedipkan matanya dengan malu. Tangannya diangkat ke atas kepala, tanpa ada penghalang atau pertahanan di hadapannya.
Nindi menatap langit-langit, wajahnya memerah, matanya terlihat lembab.
Tenggorokannya terasa kering, pria ini nakal sekali.
Kenapa aku nggak menyadari hal ini sebalumnya?' pikir Nindi.
Akhirnya, setelah semuanya selesai, Cakra mencium sudut bibir Nindi, lalu berkata, "Malam ini akan kupuaskan rasa ingin tahumu."
Nindi tidak berkata apa-apa, wajahnya me

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda