Bab 696
Pria di seberang telepon berbicara. "Sudah malam, tidur sana."
"Iya," jawab Nindi.
Usai memberikan jawaban singkat, Nindi mengakhiri panggilan telepon.
Dia melirik sekilas percakapan mereka, seolah-olah kembali ke masa ketika masih berada di kota Antaram.
Seolah-olah semua situasi yang telah berlalu hanyalah ilusi.
Barangkali, ini cara terbaik untuk menjaga hubungan mereka saat ini.
Nindi meletakkan dokumen yang telah ditandatangani di bawah bantal. Malam itu, dia akhirnya dapat tidur dengan nyenyak.
Dia sungguh tertidur pulas malam ini.
Namun, seseorang di luar sana mungkin tidak seberuntung itu dan justru merasa kesal hingga sulit untuk tidur.
Keesokan harinya, Nindi bangun dengan perasaan segar dan penuh semangat, kemudian menuju lantai bawah untuk menyantap sarapan.
Saat melewati lorong dekat kamar, dia mendengar suara isak tangis Sania, tampaknya wanita itu masih merasa kesal.
"Nindi, berhenti!" ucap Witan.
Witan yang bermata jeli segera menyadari kedatangan Nindi. Dia bergegas me

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda