NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 7

Wajah pria itu memucat, matanya juga menghindari tatapanku. Bibirnya bergerak-gerak, tapi dia tidak bisa mengatakan apa pun. Saat melihat ini, Nita segera meraih lengan Joshua, lalu berkata sambil terisak. "Josh! Ucapanmu benar, dia sudah gila. Tolong antar aku pulang, aku sangat takut padanya, selain itu Melvin juga sedang tunggu kita di rumah! Melvin bilang dia mau minta aku bantu buat kapal induk Lego baru dengannya. Jangan buat dia tunggu kita terlalu lama!" Dia sengaja mengungkit Melvin dengan nada bicara yang lembut, setiap kata-katanya sangat menusuk hati. Begitu mendengar nama Melvin, Joshua langsung kembali bersikap dengan tegas. "Kita akan bagi harta sesuai hukum yang ada, aku akan dapat harta yang seharusnya kudapatkan," katanya dengan tegas. "Rachel, singkirkan pikiran serakahmu." Setelah mengatakan ini, Joshua sama sekali tidak memberiku kesempatan untuk membantah. Dia pergi sambil merangkul Nita. Buk! Wajahku seperti tertampar dengan keras saat pintu tertutup dan memaksaku untuk sadar kembali. Benar sekali. Pada saat ini, aku mengetahui jika pernikahan kami benar-benar telah berakhir. Pada saat ini aku semakin bertekad bahwa aku tidak akan menyerahkan anak, rumah, mobil dan uang pada pria itu. Melvin ... putraku ... aku seharusnya menjemputnya kembali! Hanya saja saat aku hendak berganti pakaian dan pergi keluar, aku kembali teringat dengan foto Melvin yang memeluk Nita. Hatiku tiba-tiba goyah, mungkin Melvin benar-benar sudah tidak menginginkanku lagi? Aku meraih ponselku untuk menghubungi jam tangan pintar Melvin, tapi panggilanku tidak dijawab setelah berdering untuk waktu yang lama. Sebenarnya aku sudah lama tidak menelepon jam pintarnya. Aku tidak bisa menghubungi Melvin saat dia mengikuti perkemahan musim panas, jadi aku hanya bisa menghubungi gurunya. Akhir-akhir ini kehidupanku memang hanya terfokus pada Melly. Saat mendengar bahwa Melvin bersenang-senang dan semuanya baik-baik saja, aku tidak bertanya lebih lanjut lagi. Apakah Melvin merasa aku telah mengabaikannya? Kenapa dia tidak bisa memahami diriku? Aku juga pernah bertanya padanya sebelum mengandung Melly. Atau Nita memang merupakan seorang ibu yang sempurna di dalam hatinya? Kenapa? Tidak masalah jika Joshua tidak puas denganku, kenapa Melvin juga mengkhianatiku? Aku terperangkap dalam lingkaran setan dan terus berpikir tanpa henti. Pada akhirnya aku mulai berpikir mungkin sebaiknya aku mati saja. Dengan ini aku tidak perlu menderita lagi. "Nyonya, Anda .... Melly terus nangis tanpa henti, sepertinya dia kelaparan. Anda ...." Melly ... putriku ... dia baru lahir ke dunia ini selama sebulan ... dia masih begitu kecil dan lembut, dia hanya memilikiku .... Jika aku tumbang, bagaimana dengannya? Siapa yang akan melindunginya? Apakah aku akan membiarkannya dirawat oleh Joshua dan Nita? Tidak! Sama sekali tidak boleh! Hari ini mereka sudah mengatakan dengan jelas bahwa mereka hanya menginginkan Melvin. Jika benar-benar terjadi sesuatu padaku, entah penderitaan apa yang akan dialami oleh Melly. Aku tidak boleh mati! Setidaknya tidak boleh sekarang! Aku harus hidup demi Melly! Aku mengerahkan seluruh tenaga sambil menggertakkan gigiku, menahan rasa sakit yang luar biasa di tulang ekor dan perutku. Lalu perlahan-lahan berdiri dari lantai yang dingin dengan susah payah. Setiap kali bergerak, kondisi lukaku akan semakin memburuk. Rasa sakit ini mengaburkan pandanganku, keringat dingin juga membasahi punggungku. Wajah Melly memerah karena menangis, tangannya yang mungil dilambaikan dengan tidak berdaya di tengah udara. Aku mengulurkan tanganku dengan gemetar, lalu mendekap anak kecil yang lembut dan rapuh di dalam pelukanku dengan hati-hati. Tubuhnya yang hangat menempel di tubuhku, aku bisa merasakan detak jantungnya dari balik pakaiannya dan memberiku kekuatan untuk terus bertahan. "Melly ... jangan nangis .... Ibu ada di sini ... Ibu ada di sini ...." Aku menggendong Melly sambil mengayunnya dengan lembut. Aku terus mengulang ucapanku berulang kali dengan suara yang serak, seolah-olah sedang menghiburnya atau mungkin sedang menghipnotis diriku sendiri. "Ibu ada di sini ... Ibu nggak akan meninggalkanmu ...." Aku bergumam dengan lirih sambil diam-diam bersumpah di dalam hatiku. Joshua, Nita, kalian tunggu saja. Demi Melly, aku tidak akan menyerah begitu saja!

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.