NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 2

Pria itu menatap wajahku yang berkerut karena marah dan sakit dalam diam, dia baru berkata dengan perlahan setelah beberapa detik berlalu. "Nggak ada alasan apa pun, aku cuma merasa hidup bersamamu sangat nggak berarti." Dia terdiam sejenak, lalu kembali berkata, "Kamu sudah berhenti kerja sejak kita menikah, jadi anak-anak akan punya kehidupan yang lebih baik kalau tinggal bersamaku. Melly masih kecil dan membutuhkanmu, dia bisa tinggal bersamamu. Tapi Melvin ... dia lebih dekat denganku." "Omong kosong macam apa ini?! Akulah yang melahirkan Melvin dan membesarkannya sejak dia masih jadi bayi! Saat dia menangis semalaman, siapa yang menggendongnya di rumah? Saat dia kena demam, siapa yang begadang selama berhari-hari sampai nggak tidur? Apakah kamu yang melakukan semua itu? Saat semua ini terjadi, kamu selalu pergi dinas, berkumpul dengan mitra kerja samamu dan sibuk. Kapan kamu pernah membantuku?!" Kebencian dan rasa putus asa yang telah terpendam untuk waktu yang lama meletus seperti gunung berapi. Ekspresi Joshua memasam, tatapan sabar di dalam matanya sudah menghilang pada saat ini. "Rachel, lihatlah. Kamu bersikap seperti ini lagi, selalu ungkit masa lalu. Ini adalah letak permasalahannya. Singkatnya, baca suratnya baik-baik. Aku minta pengacara profesional untuk buat surat perjanjian ini dan semuanya sesuai dengan hukum yang ada. Setelah kamu punya jawabannya, cepat tanda tangan dan jalankan proses perceraiannya secepat mungkin. Nggak ada gunanya kamu terus ulur waktu." Setelah berbicara, pria itu berbalik dan berjalan ke arah pintu. Dia memutar kenop pintu dengan gerakan yang cepat dan tegas. "Joshua!" teriakku dengan keras dan berusaha untuk menghentikannya, tapi rasa sakit di perutku membuatku langsung membungkuk tanpa bisa bergerak. Aku hanya bisa melihat sosoknya menghilang di balik pintu dengan tidak berdaya. Entah sudah berapa lama waktu berlalu, aku kembali ke kamar tidur sambil menahan rasa sakitku. Suasana di dalam kamar sangat sunyi. Di dalam tempat tidur bayi, putriku sedang mengerang sambil mengulurkan kedua tangan mungilnya untuk menangkap sesuatu di tengah udara. Aku menatapnya, tapi benakku dipenuhi oleh ucapan yang Joshua katakan sebelum ini. Kenapa? Sebenarnya kenapa?! Bukankah semuanya masih baik-baik saja sebelum Melly dilahirkan? Sejumlah pertanyaan di dalam benakku membuatku tidak bisa bernapas. Apakah hanya karena emosiku tidak stabil? Atau karena aku tidak memiliki penghasilan dan menjadi beban baginya? Berbagai keraguan terus bermunculan di dalam benakku. "Ung ...." Rengekan lembut putriku menyadarkanku dari lamunanku. Aku tersadar kembali, lalu tatapanku tertuju pada anak kecil di dalam tempat tidur bayi. Melly sedang tertidur dengan lelap, mulut kecilnya bahkan mengecap beberapa kali tanpa sadar. Tidak, ini bukan saatnya aku berpikir dengan sembarangan. Melly masih kecil, aku harus merawat diriku sendiri dengan baik. Perceraian kami ... mungkin hanya tindakan impulsif Joshua. Selama beberapa hari berikutnya, aku seperti sebuah robot. Aku memaksa diriku untuk makan tepat waktu, serta minum sup berminyak penambah laktasi meskipun perutku mual. Aku berusaha untuk bangun dari tempat tidur berulang-ulang kali sambil menahan rasa sakit di perutku untuk menyusui Melly, mengganti popoknya dan menidurkannya. Meskipun ada pengasuh di dalam rumah, Melly terasa seperti penyelamatku. Aku merasa aku harus melakukan semuanya sendirian. Selama beberapa waktu ini, Joshua sama sekali tidak pernah pulang ke rumah. Dia hanya mengirim pesan yang singkat di WhatsApp pada Jumat sore. [Apakah kamu sudah selesai baca surat cerainya? Kalau sudah cepat tanda tangan, pengacara akan meneleponmu.] Aku tidak menangis atau membalas pesannya. Aku langsung mematikan ponselku dan melemparnya ke kaki tempat tidur. Kemudian menggendong Melly yang sedang merengek sambil berpura-pura tidak terjadi apa pun, lalu membenamkan wajahku di lekuk lehernya. Melly mengira aku sedang bermain dengannya dan tertawa kecil, suara tawanya sedikit meredakan rasa sesak di dalam hatiku. Aku tiba-tiba teringat bahwa hari ini adalah hari terakhir perkemahan musim panas Melvin, jadi aku hendak meminta pengasuh menjemputnya di bandara. Pada saat ini ponselku tiba-tiba berdering lagi, itu adalah panggilan video dari seseorang. Aku melirik ponselku dengan enggan, lalu melihat foto profil temanku yang bernama Dessy Wenra di atas layar. "Rachel! Cepat lihat foto yang kukirim padamu!" Begitu panggilan video tersambung, wajah Dessy yang cemas dan penuh dengan amarah memenuhi layar. Latar belakangnya sangat ramai, seperti sedang berada di tengah suatu mal. "Tadi aku ketemu mereka di Restoran Keluarga Skye yang baru di barat kota! Aku benar-benar marah besar saat lihat mereka!" Jantungku berdetak dengan cepat, hatiku dipenuhi oleh firasat buruk, jari-jariku gemetar saat memperbesar foto-foto yang dikirim oleh Dessy. Pencahayaan di dalam foto itu sangat bagus, itu adalah jenis lingkungan yang dirancang untuk anak-anak dengan warna yang sangat cerah. Orang yang berada di tengah foto itu adalah Joshua. Pria itu mengenakan sweter kasmir abu-abu tua yang kubelikan untuknya, dia sedang tersenyum dengan lembut dan penuh dengan kasih sayang, hal yang belum pernah kulihat sebelum ini. Joshua sedikit memiringkan tubuhnya ke samping, lengannya merangkul bahu seorang wanita di samping dengan protektif. Wanita itu menata rambut ikal cokelat panjangnya dengan cermat, dia mengenakan mantel putih pucat yang elegan. Sedangkan orang yang duduk di tengah Joshua dan wanita itu adalah seorang anak laki-laki. Dia sedang menatap wanita itu sambil tersenyum dengan cerah. Anak itu adalah Melvin! Di dalam foto itu, Melvin sedang memegang es krim pelangi dengan bentuk yang aneh. Es krim berlumuran di bibirnya, kedua matanya juga berbinar. Seluruh wajahnya memancarkan kegembiraan dan ketergantungan pada wanita itu. Tangan kecil Melvin yang lain mencengkeram lengan baju wanita itu dengan erat, kepalanya bahkan disandarkan di bahu wanita itu dengan penuh kasih sayang.

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.