Bab 265
Air mata Sandi tidak lagi dapat dibendung, dan menetes deras ke bantal. "Ya."
"Sekarang aku kangen banget sama Mama."
"Kapan Mama pulang?"
"Nggak masalah kalau Mama membenci Papa, asalkan Mama membawa aku pergi."
"Aku akan membawa semua uang dan toko yang Mama berikan padaku."
"Pendapatan dari sewa dan tabungan itu cukup untuk kita berdua menjalani hidup dengan baik sampai akhir hayat."
Di atas selimut, bercak air mata tampak jelas.
Sandi menyadari, ibunya benar-benar tidak menginginkannya lagi.
Jadi, meskipun dia menangis sejadi-jadinya, ibunya tidak akan menghiburnya.
Sandi dengan tergesa menghapus air matanya.
Dia terus menggulir pesan lamanya dengan ibunya.
Hingga tiba-tiba dia menyadari sesuatu ...
Sebelum ayah dan ibunya bercerai, ibunya selalu yang lebih dulu menghubungi, sementara dia hampir tidak pernah membalas.
Sandi tidak dapat menggambarkan perasaannya saat ini. Sesak dan ingin menangis.
Dia ingat, kala itu ayahnya mengajaknya bertemu Jenny setiap hari dan terus berkata ba

Locked chapters
Download the NovelRead App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link