Bab 249
Setelah berbicara, dia meletakkan walkie-talkie, lalu dengan satu tangan memeluk sebuah boneka besar sambil berlari terburu-buru ke arah tangga.
Kedua orang tua itu melihatnya. Khawatir Wulan akan terjatuh, mereka segera menyambut dan membantu mengambil boneka itu.
Wulan berdiri di samping sofa, lalu meletakkan boneka yang mirip kakeknya di sebelah kakeknya.
Kemudian dia meletakkan boneka yang mirip neneknya di samping neneknya.
Dia duduk di samping kakek dan neneknya, berpura-pura bahwa yang menemaninya bukanlah kakek dan nenek, melainkan kedua boneka itu.
Wulan mencoba membuka mulut, "Kakek?"
Satya tidak pernah menyangka bahwa dia akan mendengar hari di mana Wulan memanggilnya "Kakek" secara langsung di hadapannya, perasaannya begitu campur aduk.
Melihat dia lama tak menjawab, Lydia buru-buru menepuknya.
Barulah Satya menjawab, "Ya, Kakek di sini!"
Wulan mengedipkan mata, tiba-tiba merasa aneh, ternyata berbicara dengan orang lain tidak sesulit yang dia bayangkan.
Dia melanjutkan, "N

Locked chapters
Download the NovelRead App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link