Bab 238
Sambil menyeka air mata, Sandi berkata, "Setelah kehilangan Mama, baru aku sadar betapa dulu Mama sangat sayang padaku."
Dia tidak berani melanjutkan bicara, takut kalau berkata satu kalimat lagi, air matanya akan jatuh tanpa henti.
Akhirnya Sandi berdiri. "Nenek, aku mengantuk, mau pergi tidur."
Cintami menatapnya masuk ke kamar tidur dengan wajah yang makin kelam.
Jenny itu ...
Dulu dengan penuh keyakinan berjanji akan memperlakukan Sandi dengan baik, itulah alasannya Cintami mendukungnya menggantikan Annika dan menikah dengan Sigit.
Tapi ternyata Jenny itu ...
Baru saja naik status, dia sudah berani menindas cucunya!
Sama sekali tidak menghargai perkataannya!
Mengingat cucunya yang menangis tadi, hati Cintami terasa perih.
Ibu kandungnya diusir, ibu tirinya malah menindasnya.
Tidak heran dia selalu murung.
Dia bangkit perlahan.
Tampaknya besok dia harus menemui Jenny dan memberinya peringatan keras ...
...
Pagi hari setelah bangun tidur, aku tidak langsung menemui Wulan, melainkan m

Locked chapters
Download the NovelRead App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link