Bab 144
Akhirnya, dia menahan diri.
Jenny berkata dengan manja, "Aku benar-benar bahagia sekarang."
Sigit menjawab seadanya, "Aku juga."
...
Seperti biasa, hari ini aku juga membangunkan Wulan lebih awal.
Setelah Wulan keluar dari kamar, dia langsung memanggil Jimmy.
Akhirnya, kami bertiga berlari beberapa putaran di halaman, lalu berhenti.
Aku menemani Wulan mandi.
Setelah beberapa hari berlatih, Wulan sudah mulai terbiasa. Meski lelah setelah berlari, dia masih bisa mengobrol ceria denganku.
Dia berdiri dengan patuh, membiarkanku memandikannya. "Mama."
Aku terus memandikannya sambil menjawab, "Mm?"
"Aku merasa belakangan ini aku berbeda," kata Wulan dengan nada gembira.
Aku terkejut. "Berbeda bagaimana?"
Wulan berbisik sambil memberi contoh, "Dulu sebelum aku berlatih, aku akan merasa kesal dan sedih setiap kali orang lain mengomeliku."
"Tapi setelah latihan, kurasa tubuhku makin kuat dan kemampuan beladiriku sudah lumayan. Jadi aku nggak merasa khawatir lagi kalau orang lain menggangguku."

Locked chapters
Download the NovelRead App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link