NovelRead
Open the NovelRead App to read more wonderful content

Bab 297

Dia tidak bisa memilih istri untuk Tavo dengan tulus, jadi sebaiknya dia mencari tempat untuk tenang. "Nenek, apa ada gadis yang kamu suka?" Dhiera tersenyum dan berkata, "Nggak ada gunanya kalau aku suka, yang penting Tavo suka, tapi dia menghilang begitu pesta dimulai. Aku meminta pengurus rumah mencarinya." Memikirkan Tavo yang memberitahunya di pagi hari bahwa dia tidak ingin pacaran, Serina ragu apakah perlu memberi tahu Dhiera. Saat ini, pengurus rumah datang bersama Tavo yang tampak tidak berdaya. "Nyonya, aku menemukan tuan muda di ruang piano." Saat pengurus rumah selesai berbicara, kilatan kesedihan muncul di mata wanita tua itu dan matanya sedikit merah. Ibunya Tavo, Yerina, adalah seorang pianis. Dia dan Jorman pertama kali bertemu di ruang piano, Jorman jatuh cinta padanya pada pandangan pertama. Belakangan, setelah keduanya menikah, Dhiera menyediakan sebuah kamar di Mansion Hedhie sebagai ruang piano agar Yerina bisa menghabiskan waktu di sana saat datang berkunjung. Tavo segera berjongkok di depan Dhiera, "Nenek, maafkan aku, aku nggak bermaksud membuatmu sedih, aku hanya merindukan mereka, jadi aku ingin tinggal di ruang piano sebentar." Dhiera menepuk punggung tangannya dan berkata dengan mata merah, "Nenek tahu, kamu nggak perlu merasa bersalah." Serina berdiri di dekatnya dan memandang Tavo dengan tenang. Karena dia jongkok dan kepalanya menunduk, Serina tidak bisa melihat ekspresinya dengan jelas, tapi seharusnya dia sedih. Kehilangan orang tua saat masih remaja tentu saja menjadi pukulan besar baginya. Setelah beberapa saat, suasana menjadi tenang, Dhiera berkata perlahan, "Tavo, ayo kita naik panggung bersama. Aku ingin perkenalkan kamu kepada semua orang dan memberi tahu mereka bahwa tuan muda tertua dari Keluarga Barata sudah kembali!" Melihat ekspresi Dhiera, Serina selalu merasakan perasaan yang tak terlukiskan di hatinya. Seolah-olah dia sudah mengambil keputusan dalam beberapa detik itu. Tavo membantu Dhiera naik ke atas panggung, pembantu segera menyerahkan mikrofon. "Terima kasih sudah datang ke jamuan makan hari ini. Kalian seharusnya sudah tahu di hari ulang tahunku belum lama ini, Tavo yang pergi selama beberapa tahun telah kembali dari luar negeri. Setelah tahu dia berencana untuk tinggal di Kota Darley, aku memutuskan untuk mengatur jamuan penyambutan untuk dia ...." Dhiera bicara panjang lebar, akhirnya dia berkata dengan serius, "Tavo adalah cucu tertua aku. Kalau orang tuanya nggak meninggal karena kecelakaan, seharusnya dialah yang mewarisi Grup Barata sekarang." Begitu kata-kata ini keluar, penonton segera mulai berbicara. "Apa maksud Dhiera? Dia ingin Pak Aldi mengembalikan Grup Barata ke Tavo?!" "Kejayaan Grup Barata sekarang berkat Pak Aldi. Kalau Tavo benar-benar mengambil alih Grup Barata, belum tentu dia bisa mencapai hasil sekarang. Kalau dia memang ingin Pak Aldi mengalah, itu sangat nggak adil bagi Pak Aldi!" "Toh Pak Aldi juga cucunya? Dia nggak akan mendepak Aldi yang berjasa, 'kan?!" .... Dhiera mendengar dengan jelas perbincangan para penonton, ekspresi dia tidak berubah sama sekali, dia melanjutkan, "Aku melihat kontribusi Aldi di Grup Barata beberapa tahun terakhir ini, jadi tenang saja, aku nggak berniat meminta Aldi menyerahkan Grup Barata ke Tavo, aku hanya berencana untuk mewariskan Mansion Hedhie pada Tavo." Saat kata-kata itu keluar, penonton tiba-tiba menjadi heboh. Mansion Hedhie dibangun oleh mendiang Herbert dan Dhiera, biaya pembangunannya saja menelan biaya lebih dari dua triliun, belum termasuk berbagai barang antik dan furnitur. Saat ini, harga tanah di Kota Darley meningkat dua kali lipat, Mansion Hedhie diperkirakan bernilai lebih dari puluhan triliun! Dapat dikatakan bahwa Mansion Hedhie bernilai setengah Grup Barata! Serina juga memahami saat ini bahwa Dhiera pasti memutuskan untuk menyerahkan Mansion Hedhie kepada Tavo ketika dia mengetahui Tavo tinggal di ruang piano tadi. Dia memandang Tavo yang berdiri di atas panggung dengan tenang dan penasaran. Apakah kunjungan Tavo ke ruang piano disengaja? Apakah dia benar-benar menyendiri seperti yang terlihat? Ataukah dia kembali dengan tujuan merebut kembali Grup Barata? Seolah merasakan sesuatu, Tavo tiba-tiba menoleh untuk melihat dia.

© NovelRead, All rights reserved

Booksource Technology Limited.